100kpj – Beragam cara dilakukan pemerintah agar masyarakat beralih dari kendaraan konvensional, menjadi listrik murni berbasis baterai. Selain itu, mempersulit pembelian mobil bensin.
Rencana mempersulit pembelian mobil yang mengkonsumsi bahan bakar minyak, atau BBM disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kita secara bertahap akan mulai mempersulit ya, tanda kutip mobil-mobil combustion (mesin berbahan bakar). Sehingga dengan demikian Jakarta air quality (kualitas udara) lebih baik,” ujar Luhut.
Menurutnya kendaraan listrik menjadi salah satu cara untuk menekan emisi karbon, namun bukan hanya kendaraannya saja, karena ada ekosistem pendukungnya agar dari hulur ke hilir tetap ramah lingkungan.
“Sehingga keluarga kita akan mendapatkan kualitas udara seperti mungkin di negara tetangga kita (lebih bersih, rendah polusi),” tuturnya.
Beberapa produsen kendaraan roda empat, menanggapi pernyataan Luhut. Salah satunya PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Marketing Direktur 4W PT SIS, Donny Saputra mengatakan, perusahaan akan mengikuti kebijakan pemerintah apapun itu. Namun soal mempersulit pembelian mobil berbahan bakar sepertinya baru rencana saja.
Sehingga tidak perlu dikhawatirkan, karena tujuan pemerintah adalah menuju ramah lingkungan, atau menekan emisi gas buang. Maka untuk tahap awal, Suzuki Indonesia menawarkan tiga produk mild hybrid.
“Kami mengikuti arahan pemerintah, dan sudah mengikuti program pemerintah LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) yang di dalamnya ada kendaraan hibrida,” ujar Donny, dikutip, Selasa 20 Juni 2023.
Oleh sebab itu, Suzuki meluncurkan Ertiga Hybrid sejak beberapa tahun lalu, disusul hadirnya Grand Vitara Hybrid, dan XL7 Hybrid. Meski statusnya hanya semi hybrid, namun tujuannya untuk harga yang terjangkau.
"Kami memilih langkah tersebut dengan tujuan mempopulerkan kendaraan elektrifikasi. Kami juga ingin membuat kendaraan eletrifikasi menjadi lebih terjangkau. Sehingga membuat skala produksi lebih besar," ungkapnya.
Secara teknologi, mild hybrid hanya sekadar membantu cara kerja mesin dalam kondisi tertentu melalui ISG (Integrated Starter Generator), sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar meski tidak terlalu signifikan.
Berbeda dengan hybrid murni, terdapat motor listrik alias dinamo yang ditugaskan memutar roda di kecepatan tertentu, tanpa bantuan mesin. Sehingga mampu menekan penggunaan bahan bakar secara maksimal.
Namun harga teknoligi hybrid murni, dan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) jauh lebih mahal, karena butuh daya baterai lebih besar, serta motor penggerak.