100kpj – Kaesang Pangarep berencana mencalonkan diri menjadi Wali Kota Depok pada Pemilihan Umum Kepala Daerah, alias Pilkada 2024. Putra Peresiden Jokowi itu uniknya memiliki visi misi kontroversial.
Salah satunya untuk penanganan jalanan Depok yang terkenal macet di jam tertentu. Penumpukan kendaraan umumnya tidak seimbang dengan pengembangan, atau keadaan infrastuktur jalan yang ada saat ini.
Volume kendaraan terus bertambah di suatu daerah, namun tidak diiringi pembangunan jalan yang memadai. Tidak heran kalau macet menjadi momok bagi masyrakat Ibu Kota melakukan aktivitas sehari-hari.
Untuk menangani masalah tersebut, Kaesang Pangarep akan melarang warga Depok menggunakan mobil. Hal itu disampaikan melalui channel Youtube pribadinya baru-baru ini, dikutip Senin 19 Juni 2023.
“Kalau di Jakarta kan memberlakukan ganjil-genap. Kalau saya malah enggak boleh ada mobil sama sekali,” ujar Komisaris Rans Entertainment tersebut.
Aturan ganjil-genap yang diterapkan di Jakarta sepertinya belum menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan. Mengingat orang-orang mampu tidak masalah untuk menambah mobil demi memiliki plat nomor berbeda.
Ganjil-genap adalah aturan pembatasan kendaraan roda empat, terutama mobil pribadi melintasi beberapa jalan di Ibu Kota pada jam-jam tertentu, berdasarkan angka belakang plat nomor yang disesuaikan tanggal.
Mengingat kebijakan yang menggantikan three in one itu belum efektif, maka Kaesang menilai tidak menggunakan mobil dianggap cara yang tepat. Lalu gimana nasib warga yang sudah memiliki mobil?
“Urusan mereka. Yang penting enggak macet, ya bener dong? Salahnya mereka yang beli mobil,” tuturnya.
Meski dia melarang warga, namun dirinya tetap menggunakan mobil saat bertugas jika terpilih menjadi Wali Kota Depok. Sepertinya hanya guyonan, gambaran seorang pejabat yang menerapkan aturan seenaknya.
“Loh saya kan wali kotanya. Saya naik mobil dong,” katanya.
Merangkum beberapa sumber, ada sejumlah jalan yang menjadi langganan macet saat jam kerja. Seperti jalan Jatimulya yang terdapat Pasar Pucung, sehingga pengendara tersendat karena pasar yang kondisinya ramai.
Ditambah tidak ada akses alternatif untuk menuju jalan Boulevard-GC dan Kalimulya, agar tidak melewati pasar. Akibatnya kendaraan hanya tertuju pada satu titik, yaitu di jalan Ar-Ridho. Namun tidak diketahui untuk kondisinya saat ini.
Kemudian ada jalan raya Bogor, yang menjadi pintu keluar, dan masuk warga sekitar ke arah Jakarta, selain menjadi jalur utama, ditambah adanya pedagang Pasar Cisalak di pinggir jalan.
Selain itu ada jalan Pancoran Mas, Juanda, Sawangan, dan lain-lain yang kerap menjadi langganan macet warga Depok.