Motor penggerak dengan daya 59 kilowatt, atau 79,1 dk dan torsi 141 Nm memberikan hentakan yang responsif. Mobil SUV itu bergerak seutuhnya melahap persediaan listrik yang ada dalam kondisi tertentu.
Electronic Control Unit, atau ECU membaca gaya berkendara sesuai injakan kaki ke pedal gas yang disalurkan ke Throttle Position Sensor, atau TPS. Kami menginjaknya secara teratur dari mobil diam hingga bergerak.
Hasilnya sampai kecepatan 40 km per jam, secara utuh Yaris Cross berjalan mengandalkan tenaga listrik, dengan catatan EV mode kami aktifkan. Karena kondisi baterai yang mumpuni untuk pakai mode berkendara itu.
Jika baterai sebagai penyalur listrik ke dinamo melemah maka mode EV tidak bisa digunakan. Tapi untuk pengisiannya cukup singkat, mengingat kapasitas baterai Lithium-ion di Yaris Cross hanya 0,7 kWh (kilowatt hour).
Otomatis baterai akan terisi saat melakukan pengereman, atau deselerasi melepas gas ketika kondisi mobil berjalan. Secara regrenatif enjin berbahan bakarnya menjadi generator untuk mengisi daya kelistrikan.
Saat peralihan tenaga listrik ke mesin pembakaran tergolong halus. Hampir tidak terdengar suara mesin 2NR-VEX 1.500cc hidup untuk menggerakkan roda, terkecuali berakselerasi spontan, atau agresif dari putaran bawah.