Fungsinya mampu memberikan tenaga di kecepatan rendah, atau saat mobil mulai berjalan dari kondisi diam. Sehingga tidak menguras banyak bahan bakar ketika mobil mulai berjalan, atau dalam kondisi stop and go.
Tugas baterai Lithium-ion itu hanya menjaga kelistrikan mobil tetap hidup saat mesin mati otomatis. Dengan begitu, kinerja enjin menjadi lebih ringan terlebih saat AC menyala. Artinya sistem audio, lampu, panel klaster, dan lain-lainnya tetap berfungsi saat kondisi mesin mati.
Enjin tersebut bisa otomatis hidup, atau mati berkat fitur engine auto start stop. Sehingga tidak menguras bahan bakar, karena enjin tidak perlu idle di tengah kemacetan, atau berhenti di lampu merah. Mesin akan kembali hidup saat pengendara menginjak pedal rem untuk transmisi matik, atau pedal kopling untuk transmisi manual.
Hidupnya mesin karena dibantu ISG yang hidup dari sumber listrik aki berdaya 42 Ah. Tenaga yang dihasilkan dari enjin berbahan bakar di balik bonet XL7 Hybrid masih serupa dengan Ertiga, yakni 104,7 PS di 6.000 rpm, dan torsi 138 Nm di 4.400 rpm.
Disalurkan melalui penggerak roda depan. Di luar dari powertrain tersebut, produsen mobil berlogo S itu juga berusaha memberikan penyegaran dari penampilannya. Ada 9 poin yang membedakan versi hybrid dengan konvensional di sisi eksterior.