100KPJ

Koleksi Mobil Dirut Waskita Bukan Sembarangan, Belum Tentu Orang Tajir Bisa Beli

Share :

100kpj – Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero), Destiawan Soewardjono ditetapkan Kejaksaan Agung sebagai tersangka kasus korupsi, atas dugaan penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Ketut Sumedana mengatakan, Dirut Waskita berperan menyetujui pencairan dana supply chain financing dengan dokumen palsu untuk bayar hutang perusahaan.

Penyelewengan dana yang melibatkan PT Waskita Beton Precast itu merugikan negara sebesar Rp2,5 triliun berdasarkan data BPKP (Badan Pengawasan dan Pembangunan).

Sejak statusnya menjadi tersangka Dirut Waskita menjadi sorotan, tidak terkecuali kekayaan, dan koleksi mobilnya, hal itu terlihat dari LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara), pada 2022. 

Destiawan Soewardjono sempat melaporkan kekayaannya pada tahun lalu sebesar Rp26,979 miliar. Dari angka tersebut, aset terbesar tanah dan bangunan senilai Rp13,643 miliar di Kota Bekasi, dan Surabaya.

Sementara isi garasinya hanya terdapat 3 unit mobil, dan 2 unit motor secara total Rp1,183 miliar, meski jumlahnya tidak terlalu besar, namun koleksi mobilnya bukan sembarangan. Bahkan tidak semua orang tajir punya.

Salah satunya Morris Minor lansiran 1964, mobil lawas buatan Inggris tersebut nilainya Rp150 juta, padahal bisa lebih mahal dari itu. Mengingat populasinya jarang di Indonesia, dan bisa saja menjadi incaran kolektor.  

Morris Minor milik Dirut Waskita itu merupakan adik kandung dari Morris Minor Teveler yang menjadi mobil oplet dalam film Si Doel. Namun secara dimensi lebih kompak, konfigurasinya hanya untuk 4-penumpang.

Melansir dari beberapa sumber, Minor hadir sebagai mobil harga terjangkau di Inggris, debut pada 1948 di Earls Court Motor Show, London. Diproduksi sampai 1,6 juta unit, dari generasi pertama sampai ketiga. 

Seri MM atau generasi pertama dibuat dalam periode tahun 1948-1953, awalnya Minor sebagai sedan dua pintu, dan tersedia versi convertible atau atap terbuka berbahan kain. 

Namun untuk menjangkau pasar yang lebih besar pada generasi kedua 1952-1956 berubah menjadi empat pintu, dan terakhir generasi ketiga disebut seri 1000 pada 1956-1971 yang mengandalkan mesin 948cc.

Sedangkan dua mobil lain yang dimiliki Dirut Waskita Destiawan Soewardjono lebih moderen, yaitu Peugeot 3008 buatan 2021 seharga Rp720 juta, dan mobil termahalnya di dalam LHKPN adalah Toyota Camry 2.5 Hybrid 2016 ditaksir Rp300 juta.

Share :
Berita Terkait