100kpj - Menuju ramah lingkungan, salah satu caranya menekan emisi gas karbon yang dihasilkan dari mesin kendaraan bermotor. Khusus di Indonesia, pemerintah menargetkan netralitas karbon pada 2060.
Oleh sebab itu, produsen kendaraan mulai berlomba-lomba membuat kendaraan rendah emisi dengan spesifikasi, dan desain berbeda-beda. Ada dua jenis yang ditawarkan, yaitu listrik murni berbasis baterai, dan hybrid.
Toyota menjadi salah satu merek yang memiliki banyak model di segmen hybrid, salah satu produk terbarunya yang sudah diproduksi lokal adalah Kijang Innova Zenix Hybrid.
Mengingat komponen elektrifikasi di Zenix Hybrid sebagian buatan Indonesia, maka Toyota akan kembali membuat produk sejenis lainnya dalam waktu dekat.
Alasan lainnya, PT Toyota Astra Motor (TAM) menilai bahwa secara pangsa pasar mobil hybrid lebih menjanjikan dibandingkan listrik murni, atau BEV (Battery Electric Vehicle).
Marketing Direktur PT TAM Anton Jimmi Suwandy mengatakan, pasar BEV belum terlalu menjanjikan contohnya tahun lalu Toyota tidak sampai satu persen, berbeda dengan hybrid yang secara komposisi lebih besar.
"Anggaplah tahun ini kita tingkatkan 2-3 persen (BEV). Tapi kalau dengan hybrid, penjualannya bisa sampai 10-20 persen, bahkan kita bercita-cita komposisinya di atas itu," ujar Anton di Bali, Kamis 6 April 2023.
Demi mendorong pertumbuhan pasar mobil yang menggabungkan mesin pembakaran, dan motor penggerak listrik maka dibutuhkan produk baru.
"Mudah-mudahan dengan Innova Hybrid, dan nanti akan ada model lain juga, bisa menambah volume elektrifikasi. Kedua, membantu industri baterai dalam negeri. Hybrid kan butuh baterai juga, walaupun baterainya kecil," tuturnya.
Menariknya mobil hybrid terbaru Toyota yang akan diproduksi lokal itu akan hadir tahun ini. "Nanti tahun ini kita akan ada satu produk lagi untuk local production. Nanti tunggu saja," sambungnya.
Walaupun pemerintah saat ini hanya memberikan keringanan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk mobil listrik murni, atau BEV (Battery Electric Vehicle).
Sedangkan hybrid tidak menikmati kebijakan tersebut, meski PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) tetap lebih rendah dari kendaraan konvensional.
Seperti diketahui, Kijang Innova Hybrid mengandalkan baterai non-liquid electrolyte yang terdiri dari 28 modul, atau 168 sel masing-masing 1,2 volt, secara total kapasitasnya 201,6 volt. Tenaga yang dihasilkan, atau dialirkan untuk menggerakkan dinamo 27 kilo watt.
Komponen penyimpan daya listrik yang terbuat dari nikel, dan metal itu dapat bertahan dalam kondisi ekstrim di temperature minus 30 derajat, sampai 60 derajat celcius. Dilengkapi SMR, atau sistem main relay, dan pendingin.
Banyak dugaan mobil hybrid terbaru Toyota yang akan diproduksi lokal adalah All New Veloz, Yaris Cross Hybrid.