100kpj - PT Honda Prospect Motor (HPM) resmi meluncurkan Honda WR-V pada 2 November 2022 di Jakarta. Honda WR-V ditawarkan dalam tiga varian dengan spesifikasi berbeda-beda.
Di awal kemunculannya, Honda WR-V dibanderol mulai Rp271,900 juta tipe E CVT, lalu RS CVT Rp289,900 juta, dan tipe RS CVT with Honda Sensing mencapai Rp309,900 juta on the road Jakarta.
Memasuki 2023, diam-diam WR-V mengalami kenaikkan harga. Untuk tipe terendahnya menjadi Rp279,400 juta, varian menengah Rp297,400 juta, dan tertingginya Rp317,400 juta. Artinya ada kenaikkan Rp7,5 juta dari sebelumnya.
Perubahan harga tersebut, tentu berdampak kepada konsumen yang sudah melakukan pemesanan di tahun lalu, dan baru menerima unit di tahun ini. Seperti yang sempat disampaikan Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM, Yusak Billy.
"Kalau masih ada VIN 2022 enggak berubah (harganya). Dari 1.700 (stok unit) kalau lebih dari itu pemesanan di tahun ini berarti kan enggak ada barang, berarti dia dapat di 2023 ada penyesuian harga besarannya berapa belum bisa kita umumkan, karena ada perbedaan BBN, nanti di Januari 2023 kita kasih tahu," ujar Billy.
Dibandingkan dengan kompetitornya, harga WR-V semakin jauh lebih mahal. Terutama disandingkan dengan SUV (Sport Utility Vehicle) kompak bermesin 1.000cc turbo, dan 1.200cc seperti Toyota Raize, Daihatsu Rocky, dan Nissan Magnite.
Mengutip dari laman resminya, Raize saat ini harganya Rp232,400 juta, sampai Rp305,100 juta, sedangkan Daihatsu Rocky Rp206,45 juta, sampai Rp271,35 juta. Kemudian Nissan Magnite harganya Rp265,1 juta sampai Rp293 juta.
Sedangkan dibandingkan dengan Kia Sonet yang menggunakan mesin 1.500cc sama seperti WR-V secara harga lebih bersaing. SUV kompak buatan brand Korea Selatan itu dilego Rp236,6 juta sampai Rp343 juta.
Honda WR-V dipersenjatai mesin yang serupa dengan BR-V, yaitu empat silinder berkapasitas 1.500cc dengan tenaga maksimal 121 PS di 6.600 rpm, dan torsi 145 Nm di 4.300 rpm dengan standar emisi Euro 4.
Sebagai informasi, penyesuian harga sudah menjadi hal wajar dilakukan setiap pergantian tahun karena perubahan ongkos produksi, bea balik nama, pajak, dan lain-lain.