Panen yang dimaksud hanya berlaku untuk produsen yang sudah memproduksi mobil listriknya secara lokal, seperti Hyundai Ioniq 5, dan Wuling Air ev. Di mana keduanya menjadi kandidat terkuat yang mendapatkan insentif.
Terkait realiasasinya, Menperin Agus belum bisa memastikan waktunya. Menurutnya, pada tahun depan baru digelar rapat pertama untuk membahas lebih dalam terkait pemberian insentif yang digelar sekitar minggu pertama Januari 2023.
"Kemudian setelah pemerintah menyepakati satu formulasi, baru kita bicara dengan DPR, jadi belum ada time frame-nya. Kalau bisa lebih cepat dari Juni ya alhamdulillah, lebih bagus lagi,” sambungnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, insentif untuk kendaraan listrik sedang dibicarakan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, nialinya sebesar Rp5 triliun untuk mobil, motor, dan bus.
Menurutnya, insentif yang diberikan untuk kendaraan listrik adalah hal yang wajar, karena dilakukan di beberapa negara lainnya. Terutama untuk mobil listrik, harganya sekitar 30 persen lebih mahal dari mobil konvensional.