100KPJ

Mengulik Kemampuan Mobil ‘Pak Tani’ Seharga Rp70 Juta

Share :

100kpj – Mobil karya anak bangsa yang dinamakan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) siap dijual dalam waktu dekat. Mobil ‘Pak Tani’ tersebut dibanderol Rp70 juta dalam kondisi off the road.

Presiden Direktur PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia sebagai produsen, Reiza Tristanto mengatakan, yang berminat dengan AMMDes saat ini sudah banyak, namun pemesanan baru mulai dibuka dua bulan lagi.

“Yang menyatakan minat sudah banyak. Cuma resminya ketika e-catalog sudah tayang, kira-kira Oktober bisa dipesan,” ujarnya di Gedung Kementerian Perindustrian.

Untuk memenuhi kebutuhan ‘Pak Tani’, AMMDes dapat dimodifikasi. Reiza mengatakan, alat yang bisa diaplikasikan di bagasi belakang ada 10, di antaranya penjernihan air, ambulance feeder, dan pengolahan pertanian.

Basic unitnya di angka Rp70 juta. Harga tersebut masih kosong (off the road). Maksimal harganya kira-kira Rp140 juta,” tuturnya.

Mobil model pikap itu memiliki panjang 358 centimeter, lebar 137 cm, dan tinggi 190 cm. Beban yang dapat diangkut maksimalnya 700 kilogram, dan konfigurasi tempat duduknya untuk dua orang.

Jantung pacunya yang bersarang di belakang adalah diesel 660cc, yang dapat menyemburkan tenaga 14 daya kuda. Mesin peminum solar itu juga berguna untuk mengoperasikan alat yang diaplikasikan dengan system Power Take Off (PTO).

Bukan hanya itu, bagian gardan belakang juga dilengkapi differential lock system seperti mobil off road. Fungsinya untuk menambah traksi ke masing-masing roda saat melintasi jalan dengan permukaan tidak rata, atau tanah.

Komponen lokal

AMMDes yang dikerjakan oleh Kementerian Perindustrian bersama PT KMWI ternyata tidak sepenuhnya menggunakan komponen lokal. Awalnya mobil pedesaan pengganti Gerandong itu diharapkan memiliki kandungan lokal 90 persen.

Tapi dalam proses produksi, ada beberapa komponen yang memang dianggap tidak sesuai. Sehingga diputuskan untuk menyematkan beberapa part yang statusnya impor dari luar negeri, tujuannya untuk mempercepat produksi massal.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahan Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan, dari sisi produksi kandungan lokal 70 persen sudah cukup tinggi. Karena untuk membuat mesin dan transmisi sendiri dengan penjualan belum banyak skala ekonominya tidak bisa bersaing.

“Dulu, AMMDes menggunakan mesin stasioner. Karena arahannya memakai mesin kendaraan kalau sekarang diadatangkan dari India. Transmisinya dari Taiwan,” tuturnya.

(Laporan: Yunisa Herawati)

Share :
Berita Terkait