100kpj – Libur Natal, dan tahun baru atau Nataru biasa dimanfaatkan warga perkotaan mengunjungi tempat wisata, atau pulang ke kampung halaman. Untuk menuju destinasi yang dituju, mobil pribadi tetap menjadi pilihan.
Pakai mobil pribadi dianggap lebih fleksibel, atau tidak repot jika ingin berpindah-pindah tempat bersama keluarga. Namun ada beberapa resiko yang ditanggung para pelancong, salah satunya kurang waktu istirahat.
Meski begitu kendaraan pribadi tetap menjadi pilihan warga saat berlibur. Tahun ini, pemerintah tidak membataskan warga untuk berpergian ke luar rumah, sehingga diprediksi akan terjadi peningkatkan jumlah kendaraan.
Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga, Atika Dara Prahita mengatakan, kendaraan yang keluar dari Jabodetabek diprediksi mencapai 2,73 juta mobil atau naik 2,6 persen melalui 4 gerbang tol.
Gerbang tol yang dimaksud adalah Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Ciawi, dan Cikupa. Hal serupa juga akan terjadi pada arus balik di keempat gerbang tol tersebut, diperkirakan ada 2,71 juta mobil melintas, atau naik 1,2 persen dibandingkan libur Nataru 2021 ke 2022.
“Kami memprediksi puncak arus mudik untuk libur Natal di hari Jumat, 23 Desember. Lalu, mudik untuk keluar Jakarta di tahun baru juga sama, yaitu Jumat 30 Desember,” ujar Atika dikutip Antaranews, Jumat 16 Desember 2022.
Dia menjelaskan, masyarakat mulai mudik Nataru pada 18 Desember sampai 3 Januari 2023. Namun prediksi puncak arus balik libur Natal terjadi pada Minggu, 25 Desember 2022, dan arus balik libur tahun baru pada 1 Januari 2023.
Sebelumnya berdasarkan data survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi saat libur Nataru mencapai 28,26 persen, di mana jumlah pengguna motor 16,47 persen.
Sementara yang menggunakan transportasi umum seperti kereta, kapal laut, atau peswat mendominasi, yaitu 67,97 persen. Secara total jumlah masyarakat yang akan berpergian selama libur Nataru itu mencapai 44,17 juta orang.
Artinya 16,35 persen dari jumlah penduduk Indonesia keluar rumah. Untuk memberikan keamanan, dan kenyamanan pengguna jalan, baik darat, laut, atau udara Kemenhub sudah menyiapkan beberapa kebijakan.
Diantaranya rekayasa lalu lintas di jalan tol, atau dalam kota seperti contra flow, one way, pembatasan kendaraan angkutan barang yang melintas, manajemen res area, sosialisasi, dan menerapkan protokol kesehatan.