100kpj – Mercedes-Benz belum lama ini meluncurkan mobil listrik EQ Series di Indonesia. Walau baru menjual di Indonesia, pabrikan asal Jerman ini sudah memikirkan untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari mobil listrik.
Sejauh ini, mobil listrik tersebut masih diproduksi di luar negeri. Akan tetapi, Mercedes-Benz juga membuka peluang untuk memproduksi mobil listrik sendiri secara lokal ke depannya. Bicara soal mobil listrik, pasti berbicara soal limbah baterai.
Lantas bagaimana Mercedes mengelola limbahnya? Deputy Director Sales and Marketing PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Hari Arifianto memberitahu langkah ke depannya terkait hal tersebut.
Dia mengatakan bahwa pihaknya telah memikirkan langkah awal untuk mengelola limbah kendaraan listrik khususnya baterai itu ditenagai oleh perusahaan khusus dalam hal tersebut. Ini menjadi bentuk mereka sebagai tanggung jawab dalam menjual kendaraan listrik di Tanah Air.
"Untuk pengelolaan limbahnya kami bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia, yang pastinya sudah bersertifikat menangani B3. Tapi itu rencana awal kami, dan akan ada langkah selanjutnya," ujar Hari bebeapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan dalam tahap ke depannya, nanti mereka berencana akan membangun pengelolaan baterai secara global, yang dipusatkan di negara asalnya. Rencana tersebut nanti direalisasikan di tahun depan.
"Saat ini memang masih ada yang membantu, namun ke depannya kami tengah mempersiapkan pabrik pengelola limbah di Kuppenhaim, selatan Jerman untuk pembanguan recycling baterai di tahun depan (2023)," tambahnya.
Perlu diketahui, perusahaan yang disingkat Mercy ini menghadirkan pabrik tersebut dipimpin oleh anak perusahaannya bernama Licular. Tempat ini pun memiliki kapasitas penyimpanan tahunan sebesar 2.500 ton, dan bisa menghasilkan 50.000 modul baterai untuk mobil listriknya.
Sekadar informasi, Mercedes-Benz memang tengah serius dalam peralihan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Bahkan mereka menyiapkan dana sebesar 10 miliar Euro atau sekitar Rp164 triliun untuk diinvestasikan dalam perkembangan kendaraan listrik.