Pereli kawakan yang juga sebagai Ambassador Mitsubishi Motors Indonesia ini mengakui banyak drama pada awal, tapi berhasil mengejar ketertinggalan berkat tim Mitsubishi Ralliart sigap memberikan penanganan terhadap mobil bernomor 118 ini.
“Hari pertama memang ada insiden pecah ban, menurut saya itu adalah sebuah ketidakberuntungan saja. Tapi secara keseluruhan, Mitsubishi Triton Ralliart yang saya pakai ini memang tangguh,” kata Rifat Sungkar.
Pada ajang tersebut Rifat bersama co-driver Chupong Chaiwan, mengatur strategi melakukan pemetaan terkait rute atau medan yang akan dilalui.
“Hari kedua, ketiga, keempat dan kelima, saya mempelajari jalan di Thailand seperti apa, dan saya akhirnya mulai terbiasa. Kuncinya adalah saya percaya dengan co-driver, dengan medan yang saya tidak tahu seperti apa, maka rasa percaya saya ke dia tinggi banget,” tambahnya.
Perjuangan yang dilakukan Rifat Sungkar pun terbilang begitu berkesan. Tidak hanya mampu mengoptimalkan performa Mitsubishi Triton Ralliart, tetapi ia juga sangat salut dengan kemampuan mobil tersebut, ketika berada di lintasan ekstrem dan double cabin ini terbukti sangat tangguh, dengan finis utuh bisa menyelesaikan ajang balap ekstrem tersebut.
Menggunakan kondisi mobil yang standar, Rifat mengakui bisa mengimbangi pereli terdepan. Bahkan dirinya bisa dua kali mengejarnya di kilometer 12 dan 25.
“Pada hari pertama, pereli yang leading berhasil saya ‘tangkap’ di kilometer 12, juga di kilometer 25. Tapi sayang, ada insiden ban pecah, membuat catatan waktu saya rugi waktu enam menit dari dia,” bebernya.