100kpj – Hyundai Palisade merupakan mobil mewah yang dipasarkan PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) sejak Desember 2020. SUV (Sport Utility Vehicle) yang dibawa utuh dari Korea Selatan itu menjadi produk pertama.
Dipersenjatai mesin diesel empat silinder 2.200cc yang dapat menyemburkan tenaga 200 PS dan torsi 440 NM. Tidak tergolong buas untuk sebuah SUV, meski sudah didukung turbo elektrik alias e-VGT.
Disalurkan melalui transmisi matik 8-percepatan yang dapat diatur melalui tombol shift-by-wire. Untuk pilihan gaya berkendara, ada mode sport yang menghasilkan akeselerasi lebih cepat, lalu Smat dan ECO driving.
Sukses menyedot perhatian orang tajir di RI, produsen mobil berlogo H miring itu meluncurkan Palisade facelift pada Juli 2022. Soal harga tidak berbeda jauh dari versi sebelumnya, mulai dari Rp842 juta sampai Rp1 miliaran.
Hanya sedikit penyegaran eksterior, interior, dan beberapa penambahan fitur baru, sedangkan jantung pacunya tidak ada perbedaan. Untuk versi terbarunya juga cukup menarik perhatian konsumen di Tanah Air.
Tapi di balik kesuksesannya, ada salah satu pemilik mengeluhkan transmisi Hyundai Palisade facelift, kejadian tersebut cukup viral di media sosial saat akun Instagram bernama @martinus menceritakan masalahnya.
Mobil itu padahal baru dibeli dari diler, keesokan harinya sudah muncul indikator ‘Shift System Malfunction Service Immediately’ di panel klaster. Dialaminya ketika mobil masuk ke garasi, dan taransmisi eror.
“Saat indikator itu muncul, posisi transmisi dalam posisi D, dan tidak mau berpindah ke posisi P, R, atau N. Paniklah ya, sebagai pemilik unit baru kali ini beli punya permasalahan begini,” tulis status Insta Story-nya dikutip, Kamis 24 November 2022.
Menurutnya jika tidak sadar menginjak pedal gas karena posisi transmisi tidak bisa dipindahkan ke netral, otomatis mobil akan berjalan menghantam rumahnya senidir. Namun ketika muncul indikator itu, bagusnya mesin mati.
Penasaran dengan fungsi tombol bantuan, atau Bluelink Call Center yang berada di bagian atap, dia pun menekannya. Namun pihak diler hanya menyarankan untuk towing, atau menderek mobil dari rumah ke bengkel terdekat.
Mengingat tidak mendapatkan jawaban akan penyebab masalah tersebut, dia pun menghubungi marketing atau sales yang melayani penjualan kepada dirinya. Hingga akhirnya dirujuk kepada mekanik yang datang ke rumah.
Lagi-lagi SDM (Sumber Daya Manusia) Hyundai tidak memiliki kemampuan yang diharapkan konsumen, sebab mekanik yang datang ke rumahnya juga tidak tahu kenapa indikator itu bisa muncul, dan transmisi tidak bisa berpindah.
Akhirnya mobil SUV harga miliaran itu di bawa ke bengkel resmi Hyundai Pekanbaru, Riau, di mana tim teknisi melakukan restart sistem, dan mobil kembali normal. Tapi setelah satu minggu masalah yang sama muncul lagi.
Kali ini lebih parah, sebab indikator kegagalan sistem tersebut muncul ketika mobil berjalan. Hingga membuatnya panik, sesampainya ditujuan atau saat mobil berhenti, transmisi tidak berfungsi tetap di posisi D, tidak bisa dipindahkan ke posisi P.
“Untungnya rem mobil masih berfungsi, jadi masih mau berhenti, dan saya berinisiatif untuk menarik tombol parking hand brake agar unit dapat berhenti sepenuhnya,” katanya dalam statusnya.
Singkat cerita mobil itu kembali di bawa ke bengkel, dan ditemukan masalah pada komponen Valve Control Transmission. Sudah dijanjikan akan diganti, namun hingga kini tidak ada tindakan dan kabar dari bengkel tersebut.
“Saya sebagai customer hanya meminta yang menjadi hak saya, enggak meminta lebih. Hanya saja dari pihak Hyundai tidak memberikan jawaban atas permasalahan di unit saya,” sambungnya.
Tentu kerusakan itu sudah menjadi tanggung jawab bengkel resmi untuk mengklaim garansi yang diberikan jika terjadi masalah. Untuk mengethauinya lebih lanjut, hingga kini pihak produsen enggan berkomentar.
100kpj sudah berusaha menghubungi Chief Operating Officer PT HMID, Makmur tidak memberikan jawaban, dan respon.