Baterai yang diproduksi di dalam negeri untuk mobil hybrid itu terbagi menjadi 6 sel, dan 28 modul jika digabungkan menjadi 168 sel yang masing-masing berdaya 1,2 volt. Maka total dayanya 201,6 volt untuk arus pengisian model DC.
Baterai tipe non-liquid electrode tersebut memiliki daya 27 kilo watt, di mana salah satu bahan bakunya nikel metal. Artinya bukan lithium-ion seperti mobil listrik pada umumnya.
Selain produsen kendaraan, ada beberapa perusahaan milik negara yang mulai berkolaborasi untuk menciptakan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Bekerjasama dengan LG Energy Solution (LGES) serta Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL).
Beberapa perusahaan BUMN yang terlibat adalah Pertambangan Mining Indonesia (MIND ID), seperti PT Antam, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah.