100kpj – Populasi kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya perlu diiringi infrastruktur memadai. Jika tidak, akibatnya jalan raya yang sudah ada saat ini tidak mampu menampung padatnya kendaraan yang melintas.
Maka tidak heran jika kemacetan menjadi masalah utama, terutama di kota-kota besar. Berbagai cara dilakukan demi mengatasi kemacetan, seperti membangun jalan layang, hingga memperbanyak jumlah jalan tol.
Bahkan saat ini ada beberapa brand yang menawarkan mobil terbang, baik dalam bentuk konsep, atau sudah diperjual belikan. Namun menurut Elon Musk, kendaraan yang mengudara bukan menjadi solusi atasi kemacetan.
“Saya pikir lelucon saya soal terowongan kurang dihargai. Itu, bukan lelucon terbaik sebenarnya, tapi maksud saya satu-satunya jawaban yang bisa saya lihat untuk kemacetan kota dalah terowongan,” ujar Elon saat B20 Summit di Bali.
Menurutnya mobil terbang masih memiliki resiko jika dipilih untuk mengurangi kemacetan. Pertama soal kebisingan, hembusan angin saat mengudara, dan ada kemungkinan terjatuh sehingga cukup berbahaya.
Setelah usulan itu disampaikan oleh Elon Musk, salah satu perusahaan di Indoneisa tertarik membuat proyek serupa yang akan dilalui khusus kendaraan listrik. Lantas apakah terowongan jadi cara jitu atasi kemacetan?
The Boring Company merupakan perusahaan Elon Musk untuk membuat proyek terowongan di Las Vegas sejak 2016. Yang sudah beroperasi di Sin City sepanjang sekitar 2 kilometer di bawah Las Vegas Convention Center.
Merangkum beberapa sumber, terowongan Vegas Loop itu hanya memiliki satu lintasan, artinya tidak bisa mobil saling menyalip. Disediakan 5 stasiun pengisian baterai, yaitu 3 di atas permukaan, dan 2 di dalam tanah.
Meski terowongan khusus kendaraan listrik itu dianggap menjadi solusi atasi kemacetan, namun pada Januari 2022 terowongan itu menjadi perbincangan di Twitter dengan memperlihatkan antrean panjang, alias macet.
“Ternyata transportasi masa depan penghilang kemacettan sudah mengalami kemacetan,” tulis salah satu netizen yang mengomentrasi jalanan bawah tanah satu jalur tersebut.
“Siapa yang bisa mempresiksi ini,” saut cuitan dari pengguna Twitter lainnya.
Bukan hanya itu, tweet dari Mick Akers sebagai salah satu jurnalis dari Review Jorunal menganggap kinerja dari terowongan itu tidak sesuai janji CEO Tesla. Hal itu dirasakan ketika mencobanya langsung pada 2021.
Vegas Loop awalnya diharapkan untuk dilalui mobil semi autonomous, sehingga berjalan sendiri, di mana sopir tidak perlu lagi menekan pedal gas, pedal resmi, dan memegang kendali setir.
Karena mobil ditempatkan pada jalur roda khusus seperti monorel, hal itu dilakukan karena untuk mencegah kecelakaan mengingat tidak ada rambu-rambu lalu lintas seperti biasanya.
Tapi akhirnya terowongan itu dialaskan aspal seperti jalan pada umumnya, bukan monorel layiknya mobil mainan atau hot wheels.
Kemudian terowongan itu dijanjikan bisa membawa 4.400 orang per jam dengan 62 kendaraan. Tapi menurut Akers, dia tidak melihat adanya mobil listrik berjenis van yang dapat menampung banyak penumpang seperti yang diceritakan Elon.
Saat peresmian, media lokal mengendarai sendiri Tesla Model 3 di terowongan tersebut dengan kecepatan 56 km per jam. Padahal pemilik SpaceX itu menjanjikan setiap mobil yang masuk ke terowongan itu bisa melesat 241 km per jam, sehingga memangkas waktu tempuh perjalanan.