100KPJ

Siap Digunakan di Ibu Kota Baru, Ini Kemampuan Mobil Terbang Pertama Hyundai

Share :

100kpj – Hyundai Motor Group sepakat menyediakan mobil terbang di Ibu Kota baru. Penandatangan nota kesepahaman, atau MoU untuk mobilitas udara di IKN Nusantara dilakukan saat B20 Summit, Nusa Dua, Bali.

Kepala Otoritas IKN, Bambang Susantono mengatakan, penerapan Advanced Air Mobility (AAM) di Nusantara sesuai dengan semangat IKN sebagai laborotirum hidup di Indonesia yang terbuka bagi berbagai potensi. 

Indonesia yang merupakan pasar penerbangan terbesar di Asia Tenggara, memiliki lebih dari 18 ribu pulau, hal ini menjadi faktor pengmabat untuk mengembangkan transportasi darat. Maka diperlukan gerakan smart mobility ecosystem untuk relokasi Ibu Kota baru.

Presiden and Head Urban Air Mobility Division Hyundai Motor Group, Jaiwon Shin mengatakan, visi penerapan AAM menciptakan sistem transportasi udara yang aman, mudah diakses, ter-otomatisasi, dan terjangkau.

“Kerja sama kami dengan pemerintah Indonesia merupakan bagian dari komitmen Hyundai Motor Group untuk mewujudkan visi dan memberikan kontribusi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia,” tuturnya.

Hyundai Motor Group mengumumkan roadmap pengembangan AAM, yang mencakup segmen Urban Air Mobility (UAM),  dan Regional Air Mobility (RAM) sejak awal 2022. 

Namun untuk saat ini sedang berupaya untuk mengembangkan solusi mobilitas udara ramah lingkungan. Layanan UAM akan dimulai apda 2028 di Amerika Serikat. 

Sementara Hyundai Motor Group berencana meluncurkan layanan RAM pada tahun 2030-an. Lalu seperti apa mobil terbang bertenaga listrik racikan brand berlogo H miring tersebut?

Melansir situs resminya, mobil listrik purwarupa yang daapt mengudara layiknya dron berukuran besar itu diberi nama UAM S-A1. Memiliki 8 rotor dengan sayap sepanjang 15 meter, dengan dimensi badannya 10,7 meter.

Artinya lebih besar dari taksi terbang buatan China, yaitu e:Hang yang sempat diperkenalkan di Indonesia melalui Prestige Image Motor Car sebagai importir umum.

UAM S-A1 tidak memerlukan landasan untuk terbang, atau mendarat. Dapat menampung 5 penumpang, termasuk satu pilot, dan perjalanan sejauh 100 kilometer, kecepatan maksimalnya saat mengudara 290 km per jam.

Mobil listrik yang bisa terbang itu juga dilengkapi parasut untuk situasi darurat. Mengandalkan material komposit karbon untuk bagian bodinya, namun tetap kedap suara sehingga memudahkan penumpang berkomunikasi saat mengudara.

Share :
Berita Terkait