Mereka berkomitmen akan mendukung ekosistem energi baru terbarukan, dengan menjadi pembuat baterai untuk kendaraan listrik. Seperti yang disampaikan Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan.
“Kita mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan emisi karbon, serta subsidi dari bahan bakar,” ujar Danny dikutip dari Viva.co.id, Rabu 21 September 2022.
Menurutnya, perusahaan baterai Indonesia yang dibentuk bersama Antam demi mengembangkan bisnis di Indonesia. Akan menjadi salah satu pilar penting untuk mempercepat implementasi kendaraan listrik berbasis baterai.
Bahan baku untuk komponen EV baterai saat ini, seperti graphite, lithium hydroxide, cobalt sulphate, dan mangan sulphate, masih didominasi dari luar negeri.
Lebih lanjut Danny meminat kepada pemerintah agar memastikan pasokan bahan baku nikel sebagai salah satu bahan baku pembuatan EV baterai, di mana sebanyak 80 persennya disediakan oleh Antam.
Pada 2035 kebutuhan baterai EV dunia diprediksi mencapai 5.300 giga watt hour (gWh), dan mobil lebih mendominasi. Di Indonesia pada tahun tersebut permintaan baterai EV 59 gWh dari sektor transportasi masih paling banyak.
“Dengan kondisi ini, IBC (Indonesia Baterry Company) ditargetkan bisa menjadi market leader di Asia Tenggara sebagai penyedia baterai EV (Electric Vehicle),” tuturnya.