100KPJ

Harga BBM Naik, Masih Banyak Orang yang Beli Mobil dan Motor Baru

Share :

100kpj – Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak, atau BBM non subsidi, dan bersubsidi sejak beberapa pekan terakhir. Meningkatnya harga tersebut dilakukan untuk meringankan beban negara.

Mengingat subsidi yang diberikan selama ini BBM bersubisidi seperti Pertalite, dan Solar tergolong besar, sehingga harga jualnya jauh lebih murah jika mengikuti keekonomian.

Tahun ini kenaikkan harga BBM dimulai dari Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, dan disusul Pertamax, perubahan banderol bahan bakar itu mengikuti peningkatan minyak dunia yang sempat meroket.

Setelah non subsidi dinaikan, Presiden Jokowi mengumumkan kenaikkan harga Pertalite, dan Solar, jika biasanya pengumuman itu dilakukan pada malam hari, namun untuk kali ini terjadi pada sore hari. 

Pertalite dengan RON 90 saat ini dilego Rp10 ribu per liter, dari sebelumnya hanya Rp7.650 per liter, kemudian Solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.

Bukan hanya itu, harga Pertamax di hari yang sama kembali dinaikkan dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter. Hingga kini harga BBM pelat merah itu belum ada perubahan, meskipun harga minya dunia sedang menurun.

Dengan kondisi tersebut, ternyata tidak akan memengaruhi terhadap penurunan minta masyarakat terhadap kendaraan baru. Sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih di atas lima persen.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga menganggap kenaikan BBM tidak terlalu berdampak pada penjualan mobil, dan motor di Tanah Air.

“Dari data-data sejarah, dan kronologi seperti ini kami harapkan kenaikan BBM tidak berpengaruh pada penjualan kendaraan bermotor,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara secara virtual bersama Forwot, Kamis 15 September 2022.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil dari diler ke konsumen sepanjang Januari-Agustus 2022 menorehkan angka 637.040 unit, sedangkan untuk pendistribusian unit dari pabrik ke diler alais wholesales 658.232 unit.

Dibandingkan dengan periode yang sama di 2021, penjualan retail atau diler ke konsumen hanya mencapai 527.697 unit, dan penjualan pabrik ke diler 543.424 unit selama 8 bulan.

Kondisi ekonomi, dan peningkatan minat masyarakat, membuat Kukuh Kumara, tetap yakin proyeksi penjualan mobil baru sampai akhir tahun tetap di angka 900 ribu unit.

“Di awal Saya sampaikan kenaikan ekonomi kita tahun ini diperkirakan di atas lima persen, dan masih ada konsumen yang inden (belum dapatkan unit),” tuturnya.

Sementara Sekretaris Umum AISI, Hari Budianto menyebut penjualan sepeda motor tidak akan turun jika berkaca dari kenaikkan BBM di tahun-tahun sebelumnya, karena sudah menjadi kebutuhan masyarakat.

“Kalau kami itu ada angka ajaib jika pertumbuhan ekonomi di atas lima persen, pasti tumbuh (penjualan motor),” kata Budianto dalam kesempatan yang sama.

Share :
Berita Terkait