100kpj – Pemerintah kabarnya akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, seperti Pertalite, dan Solar. Hal itu dilakukan karena selama ini negar sudah memberikan subsidi yang terlalu besar.
Pertalite saat ini dibanderol Rp7.650 ribu per liter, normalnya harga BBM dengan RON 90 itu bisa dua kali lipat lebih jika tidak diberikan subsidi, atau Rp14.450 per liter.
Bahkan jika mengikuti harga minyak dunia dalam hitungan mata uang dolar Amerika Serikat, Pertalite bisa tembus di angka Rp14.700.
Selain itu, solar dijual jauh dari harga keekonomian. Dengan nilai tukar Rp14.450 per dolar AS, seharusnya harga per liter Rp13.950. Namun karena mendapat subsidi, solar saat ini dijual Rp5.150 per liter.
Di balik isu kenaikan harga tersebut, ternyata PT Pertamina Persero malah menurunkan harga BBM non subsidi, per 1 September 2022. Diumumkan melalui keterangan resminya di MyPertamina.
Melalui anak usahnya, PT Pertamina Patra Niaga resmi menurunkan harga bahan bakar non subsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
Sementara itu harga Pertalite di seluruh daerah Indonesia tetap Rp7.650 per liter. Sedangkan untuk jenis pertamax, harga juga masih tetap, yakni berkisar Rp2.500 hingga Rp13.000 per liter, namun untuk Jakarta harganya tetap Rp12.500 per liter.
Pertamina memutuskan untuk menurunkan harga BBM jenis Pertamax Turbo sebesar Rp2.000 per liter atau 11,17 persen. Menjadi Rp 15.900 per liter dari sebelumnya Rp17.900 per liter.
Kemudian, harga Pertamina Dex juga turun Rp1.500 per liter atau setara 7,93 persen menjadi Rp17.400 per liter dari sebelumnya Rp18.900 per liter. Dexlite dibanderol Rp17.100 per liter, turun Rp700 per liter, atau setara 3,93 persen dari harga sebelumnya Rp17.800 per liter.
Sebelumnya pada 12 Juli, Pertamina telah menaikkan banderol ketiga BBM non subsidi tersebut. Untuk Pertamax Turbo yang awalnya Rp14,500 ribu per liter menjadi Rp16,200 ribu.
Sementara Dexlite dari Rp12,950 ribu per liter menjadi Rp15 ribu, dan Pertamina Dex sebelumnya Rp13,700 per liter menjadi Rp16,500 ribu.
Dalam keterangan resminya, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, bahwa kenaikan harga kedua BBM non subsidi tersebut karena mengikuti perkembangan harga minyak dunia.