Setelah itu tutup tangki diberikan perekat semacam stiker agar tidak ada kecurangan, dan suhu AC diatur menjadi 20 derajat dengan level satu kipas, dan ditutup stiker khusus agar tidak bisa diubah oleh peserta.
Kompetisi adu irit tidak berpatokan dengan angka di MID (Multi Information Display), namun menerapkan cara full to full, artinya dari bensin penuh akan kembali diisi lagi sesuai level sebelumnya setelah digunakan.
Mengingat cara berkendara masing-masing peserta berbeda-beda, maka jumlah BBM yang masuk ke dalam tangki nantinya tidak serupa. Hasil itulah yang dibagi dengan jarak tempuh, untuk mengetahui keiritan Ertiga Hybrid.
Total ada 7 mobil Ertiga Hybrid, terbagi menjadi tiga unit tipe GX matik, satu unit Sport matik, dan tiga unit tipe GX manual. Masing-masing mobil berisikan tiga orang, termasuk barang bawaan di bagasi belakang.
Selama pengujian tersebut kami menggunakan tipe GX matik, bobot penumpang rata-rata 70 kilogram. Jalan yang dilalui cukup beragam, mulai dari tanjakan, turunan, macet di dalam kota, dan melewati Tol Malang-Surabaya.
Masing-masing peserta memiliki motode, atau cara berkendara yang berbeda agar mendapatkan efisiensi bahan bakar. Sedangkan kami tidak pernah melebihi 2.500 rpm, dengan kecepatan rata-rata 40-60 kilometer per jam.