100kpj – Berbagai cara dilakukan pabrikan, atau produsen kendaraan untuk menekan polusi udara agar lebih ramah lingkungan. Salah satunya mengawinkan mesin pembakaran dengan motor listrik yang disebut hybrid.
Seperti yang ditawarkan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) untuk pasar Indonesia. Produsen mobil Suzuki itu mengandalkan mild hybrid untuk produk terbarunya, dan sempat dipamerkan bulan lalu di ajang IIMS 2022.
Berbeda dengan cara kerja hybrid murni yang memanfaatkan motor listrik sebagai penggerak roda, namun teknologi buatan brand berlogo S tersebut hanya mengandalkan tenaga listrik di awal mobil berjalan.
Sebelum resmi diluncurkan, Suzuki sudah membocorkan siluet produk terbaru yang akan memanfaatkan teknologi buatan lokal tersebut, melalui media sosial. Diduga Ertiga jika melihat dari bayangan pilar, dan dimensinya.
“Untuk hari yang lebih baik. Segera 10.06.22,” tulis keterangan unggahan foto Instagram Suzuki Indonesia, dikutip, Selasa 17 Mei 2022.
Artinya tersebut akan dirilis bulan depan, namun saat dikonfirmasi terkait statusnya langsung dijual, atau sekadar perkenalan, Head of Brand Development & Marketing Research 4W PT SIS, Harold Donnel enggan berkomentar.
Sebelumnya Head of 4W Product Development PT SIS, Yulius Purwanto mengatakan, SHVS atau Smart Hybrid Vehicle by Suzuki yang ada sekarang berbeda dengan versi di Ertiga diesel, terutama pada sistem penyimpanan daya.
Jika sebelumnya Ertiga diesel hybrid masih mengandalkan aki untuk penyimpanan tenaga kelistrikan, kini digantikan menjadi lead baterai 55 ampere per hour. Dikombinasikan dengan baterai lithium-ion 6 Ah, atau 12 volt.
Sistem mild hybrid tersebut mengawinkan baterai lithium-ion dengan Integrated Starter Generator (ISG) sebagai pengganti alternator konvensional. Sehingga mampu memberikan dukungan tenaga saat mobil berjalan dari kondisi diam.
“Saat akselerasi dari baterai mensuplai ke motor untuk membantu putaran mesin, tugas baterai memberikan daya ke ISG membantu putaran mesin dari kondisi mobil diam, atau start awal,” ujar Yulius saat itu.
Menurutnya teknologi tersebut akan menekan penggunaan BBM. Karena umumnya mesin konvensional membutuhkan asupan bensin yang lebih banyak untuk menjalankan mobil dari kondisi diam, sehingga ISG akan membantu.
“Karena kadang mesin tidak mencapai putarannya, dan dia membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak. Kalau ditanya menambha torsi mesin, tentunya tidak. Pokoknya selama masa akselerasi terus membantu,” tuturnya.
Suzuki memisahkan penggunaan baterai agar tetap efisien. Antara kelistrikan sebagai sistem audio, lampu, dan fitur lainnya memanfaatkan baterai yang berbeda dengan yang dibutuhkan starter saat ingin menyalakan mesin.
Meski belum resmi dijual, namun beberapa tenaga penjual diler Suzuki telah membocorkan harga Ertiga hybrid bermesin bensin tersebut. Paling rendah mulai Rp270,300 juta sampai Rp292,300 juta, lebih murah dibandingkan All New Avanza Veloz.