Lebih lanjut dia menjelaskan, pada Ertiga diesel masih mengandalkan aki untuk penyimpanan daya, kini digantikan menjadi lead baterai 55 ampere per hour. Dikombinasikan dengan baterai lithium-ion 6 Ah, atau 12 volt.
Sistem mild hybrid tersebut mengawinkan baterai lithium-ion dengan Integrated Starter Generator (ISG) sebagai pengganti alternator konvensional. Sehingga mampu memberikan dukungan tenaga saat mobil berjalan dari kondisi diam.
“Saat akselerasi dari bateri mensuplai ke motor untuk membantu putaran mesin, tugas baterai memberikan daya ke ISG membantu putaran mesin dari kondisi mobil diam, atau start awal,” tuturnya.
Menurutnya teknologi tersebut akan menekan penggunaan BBM. Karena umumnya mesin konvensional membutuhkan asupan bensin yang lebih banyak untuk menjalankan mobil dari kondisi diam, sehingga ISG akan membantu.
“Karena kadang mesin tidak mencapai putarannya, dan dia membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak. Kalau ditanya menambha torsi mesin, tentunya tidak. Pokoknya selama masa akselerasi terus membantu,” tuturnya.
Suzuki memisahkan penggunaan baterai agar tetap efisien. Antara kelistrikan sebagai sistem audio, lampu, dan fitur lainnya memanfaatkan baterai yang berbeda dengan yang dibutuhkan starter saat ingin menyalakan mesin.
“Untuk engine star yang digunakan dari daya aki (lead baterai), tapi kalau untuk audio pakai baterai lithium-ion jadi saat mesin mati (idling stop) sistem hiburan tetap hidup,” sambungnya.