100kpj – Demi memeriahkan lantai pameran Indonesia International Motor Show atau IIMS, PT Toyota Astra Motor (TAM) memboyong Kijang Innova EV (Electric Vehicle) pada Kamis 31 Maret 2022 kemarin.
“Kijang Innova EV ini hadir bertepatan dengan umurnya yang ke 45 tahun sejak dilahirkan di Indonesia pada 1977,” ujar Marketing Direktur PT TAM, Anton Jimmi Suwandy secara virtual, Jumat 1 April 2022.
Tapi sayang, Kijang Innova Listrik itu hanya hadir di hari pertama, artinya mulai hari kedua IIMS pengunjung tidak bisa melihatnya. Mengingat PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai pabrikan masih butuh riset.
“Mobil ini kami pinjam dari PT TMMIN, digunakan untuk RnD, atau pengembangan jadi ada beberapa hal yang sudah dijadwalkan, bahkan kita juga menyampaikan izin ke regional office,” tuturnya.
Kijang Innova listrik tersebut hanya sekadar konsep, dipamerkan untuk melihat respon pasar sebelum masuk tahap produksi massal. Desain eksterior secara keseluruhan masih serupa dengan versi konvensional.
Yang membuatnya agak berbeda adalah wajahnya lebih futurities. Sebab grill depan ditutup tanpa ada lubang udara, yang awalnya berfungsi mengalirkan angin untuk membantu pendinginan mesin.
Menurut pantauan 100kpj, ada yang aneh jika memerhatikan tampilan kabin Kijang Innova listrik. Terutama pada konsol tengah, tidak ada tuas transmisi layiknya mobil matik, atau manual.
Posisi tuas tersebut digantikan dengan beberapa tombol. Namun menjadi hal wajar jika hal itu dilakukan, mengingat sebagian besar mobil pelahap seterum tidak memiliki girboks seperti halnya mobil bermesin bahan bakar.
Sebagian hanya mengandalkan satu percepatan untuk menggerakan mobil maju ke depan, artinya pengguna hanya perlu menekan tombol saaat ingin berjalan, atau mundur ketika parkir.
Mobil tersebut bukan sekadar pajangan, namun bisa digunakan jalan. Hal itu dibuktikan saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mencoba langsung.
Lantas kapan mulai diproduksi massal, dan dijual ke pasar?
“Sulit kalau bicara sekarang, apakah satu tahun, dua tahun, atau bahkan lebih (untuk masuk tahap produksi massal). Karena banyak faktor dalam mengembangkan produk BEV (baterai electric vehicle),” sambung Anton.
Toyota pusat sebagai principal, yang bermarkas di Jepang juga memiliki hak untuk memutuskan kapan mobil tersebut diproduksi, dan dijual di Indonesia.
“Jadi kita juga masih menunggu lebih lanjut dari principal, kira-kira kapan produk ini diluncurkan di Indonesia,” tuturnya.