100kpj – Salah satu cara menekan polusi udara adalah mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan mesin kendaraan bermotor. Oleh sebab itu, setiap negara memiliki standar emisi berbeda-beda agar lebih ramah lingkungan.
Merangkum beberapa sumber, beberapa negara sudah menerapkan standar emisi yang cukup tinggi, yakni Euro 7, sedangkan di Indonesia baru menyentuh Euro 4 yang baru berlaku di tahun ini untuk mobil bermesin diesel.
Baca juga: Gak Nyangka, Ternyata Segini Tenaga Truk Mitsubishi Fuso Euro 4
Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O atau Euro 4, yang mulai berlaku pada 12 April 2022.
Adanya regulasi tersebut membuat sejumlah produsen kendaraan komersial merilis produk-produk terbaru yang sudah sesuai standariasi Euro 4. Seperti yang dilakukan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB).
Distributor kendaraan niaga Mitsubishi Fuso truk, dan bus di Indonesia itu meluncurkan dua produk terbaru, yaitu Canter, dan Fighter X. Selain memiliki mesin yang ramah lingkungan, penampilannya juga diberikan sedikit perbedaan.
Sales & Marketing Director PT KTB, Duljatmono mengatakan, Canter dan Fighter X memiliki tiga komponen penting yang membuatnya menjadi Euro 4, yakni mesin common rail injeksi, katalis diesel oksidasi, dan exhaust gas recirculation.
Menurutnya dengan perubahan tersebut, bahan bakar yang digunakan untuk mesin tersebut memiliki cetane number (CN) di angka 51. Sehingga jika solar yang digunakan tidak sesuai rekomendasi pabrikan, akan memengaruhi garansi.
“Garansi mesin 2 tahun, atau 50 ribu kilometer, menyangkut itu (bbm) kalau mereka memakai fuel Euro 4 di pasar maka garansi berlaku,” ujarnya di BSD, Tangerang Selatan, Jumat 25 Maret 2022.
Mengingat penyebaran solar dengan kandungan tersebut belum merata di Indonesia, gimana jika bahan bakar yang digunakan tidak sesuai?
“Kalau dia pakai non Euro 4 kita lihat kasusnya, soalnya situasi seperti apa kita tidak tahu, akibat bahan bakarnya tidak ada di lokasi, atau di sengaja,” sambungnya.
Mengutip situs resmi Pertamina, ada tiga jenis bahan bakar solar yang ditawarkan dipasaran saat ini dengan kandungan cetane, atau sulfur berbeda-beda, yakni bio solar, dexlite, dan kasta tertinggi adalah pertamina dex.
Biosolar memiliki cetane number (CN) 48, sulfur 2.500 part per million (PPM). Lalu berbeda dengan dexlite yang mengandung CN 51, dan 1.200 PPM, serta Pertamina Dex memiliki angka CN 53, dan sulfur maksimal 300 ppm.
Seperti diketahui, semakin rendah kandungan sulfur pada bahan bakar jenis solar membuatnya lebih ramah lingkungan. Maka tidak heran jika Pertadex atau Shell V-Power diesel memiliki banderol lebih mahal dari solar biasa.
Bahan bakar itu lah yang direkomendasikan oleh pabrikan jika kendaraan diesel buatan mereka sudah berstandar Euro 4.