100kpj – Sejak pandemi melanda dunia, pabrikan roda empat mengalami kelimpungan massal lantaran minimnya pasokan chip semikonduktor. Bahkan, hal yang sama turut dirasakan merek premium seperti BMW Indonesia.
Director of Communication BMW Indonesia, Jodie O'tania mengatakan, krisis chip tak hanya berdampak untuk pabrikan otomotif saja, melainkan juga pabrikan lainnya. Itulah mengapa, ada strategi khusus yang telah pihaknya siapkan.
“BMW Global sudah memiliki strategi, bagaimana caranya agar kami tetap bisa memenuhi kebutuhan pelanggan di semua market. Jika kami tak bisa mendapatkannya, kami akan mengganti fitur-fitur yang tidak terlalu penting,” ujar Jodie saat berbincang melalui sambungan virtual, dikutip Rabu 23 Februari 2022.
Baca juga: BMW Luncurkan Mobil Murah Baru di Indonesia
Jodie memastikan, pemangkasan tersebut hanya dilakukan terhadap fitur-fitur yang sifatnya kurang penting. Sementara fitur-fitur umum BMW masih tetap dipertahankan.
“Kalau dampak, pasti ada. Kami akan melakukan pengurangan fitur, tapi bukan fitur-fitur yang sifatnya primer, hanya fitur yang tidak relevan saja,” terangnya.
Senada dengan Jodie, Product Manager BMW Indonesia, Anindyanto Dwikumoro mengatakan, pihaknya hanya akan memangkas fitur yang sifatnya secondary equipment. Sementara fitur-fitur penting yang berkaitan dengan mesin dan keselamatan berkendara tetap dipertahankan.
“Ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan produksi kami tetap stabil dan tetap mengirimkan mobil-mobil ke kustomer seperti biasanya,” tutur Anin.
"Sampai sekarang, kami lihat belum terlalu ada dampak besar. Namun tentunya balik lagi ke kebutuhan primer dan sekunder. ini yang kami lakukan supaya produksi tetap jalan dan tidak ada penundaan," kata dia menambahkan.