100kpj – All New Honda BR-V pertama kali meluncur pada September 2021 melalui PT Honda Prospect Motor sebagai produsen mobil Honda di Tanah Air. Mobil yang meramaikan ceruk pasar Low SUV itu berubah total dari sebelumnya.
Honda BR-V terbaru adalah wujud nyata dari versi N7X Concept, Indonesia menjadi negara pertama yang merilis pesaing Toyota Rush tersebut. Sejak kemunculannya, BR-V mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Hal itu terbukti dari jumlah surat pemesanan kendaraan alias SPK mencapai ribuan unit hanya dalam waktu sekitar tiga bulan. Seperti yang disampaikan Business Innovation and Marketing & Sales Director PT HPM, Yusak Billy.
“Terakhir SPK BR-V di Jumat kemarin (7 Januari) masih 3.200 lebih, 50 persennya Honda Sensing (tipe tertinggi) di Jakarta,” ujarnya di Cirebon, Jawa Barat disela-sela test drive All New Honda BR-V, Selasa 11 Januari 2022.
Lebih lanjut Billy menjelaskan, pembeli produk barunya tersebut didominasi dari warga Ibu Kota yang secara status menjadi konsumen loyalitas Honda. Dari angka tersebut, pengiriman unit ke tangan konsumen belum merata.
Artinya tidak semua pemesan BR-V terbaru sudah menerima unit, meskipun baru-baru ini produsen mobil berlogo H itu sudah menyerahkan 55 unit secara simbolis. Sehingga masih ada beberapa yang harus bersabar.
“Belum dikirim semua ke konsumen, rencana bulan ini sekitar 3.000 unit (pengiriman),” tuturnya.
Jumlah peminat mobil baru buatan lokal tersebut tidak sebanding dengan unit yang dikirim pabrikan ke jaringan diler. Sehingga harus ada beberapa konsumen yang perlu menunggu, mengingat ada kendala untuk memproduksinya.
Billy mengatakan, rencana awal pengiriman unit dari pabrik ke diler atau wholesales sebanyak 3.000 unit per bulan, dengan target per tahun mencapai 40 ribu unit. Namun masih bisa disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada.
“Masing-masing alokasi diler kan berbeda-beda, jadi bisa saja yang 3.200 spk ini ada diler untuk tipe Honda Sensing indennya sampai Februari-Maret (kebanjiran pesanan). Kami mendistribusikan unit berdasarkan alokasi diler,” tuturnya.
Namun di luar hal tersebut, ternyata proses produksi Honda BR-V generasi kedua mengalami kendala terutama untuk tipe tertinggi yang sudah didukung sistem keselamatan Honda Sensing.
“Produksi kami belom stabil, terlebih Honda Sensing itu chip semi konduktornya banyak sekali. Kita monitor terus sih suplay partnya. Kalau kapasitas produksi kita ada, tapi part yang membuat produksi kami bermasalah,” katanya.