“Belum dikirim semua ke konsumen, rencana bulan ini sekitar 3.000 unit (pengiriman),” tuturnya.
Jumlah peminat mobil baru buatan lokal tersebut tidak sebanding dengan unit yang dikirim pabrikan ke jaringan diler. Sehingga harus ada beberapa konsumen yang perlu menunggu, mengingat ada kendala untuk memproduksinya.
Billy mengatakan, rencana awal pengiriman unit dari pabrik ke diler atau wholesales sebanyak 3.000 unit per bulan, dengan target per tahun mencapai 40 ribu unit. Namun masih bisa disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada.
“Masing-masing alokasi diler kan berbeda-beda, jadi bisa saja yang 3.200 spk ini ada diler untuk tipe Honda Sensing indennya sampai Februari-Maret (kebanjiran pesanan). Kami mendistribusikan unit berdasarkan alokasi diler,” tuturnya.
Namun di luar hal tersebut, ternyata proses produksi Honda BR-V generasi kedua mengalami kendala terutama untuk tipe tertinggi yang sudah didukung sistem keselamatan Honda Sensing.
“Produksi kami belom stabil, terlebih Honda Sensing itu chip semi konduktornya banyak sekali. Kita monitor terus sih suplay partnya. Kalau kapasitas produksi kita ada, tapi part yang membuat produksi kami bermasalah,” katanya.