Dalam demonstrasi penerbangan, terlihat kendaraan dua kursi buatan EHang mengelilingi langit Bali sesuai rute perizinan dari Direktorat Navigasi Penerbangan untuk mendemonstrasikan kontrol dan koordinasinya secara akurat dari pusat.
Diharapkan dengan kesuksesan demonstrasi penerbangan EHang 216 di Bali dapat menentukan percepatan industri penerbangan Indonesia. Juga memicu bangkitnya roadmap Indonesia dalam mengelola potensi pada industri penerbangan yang murah dan ramah lingkungan.
Bambang Soesatyo yang menjabat sebagai Ketua MPR mengatakan, kendaraan udara otonom dapat memangkas waktu perjalanan sejauh 30-50 km, dari 1 jam menjadi 20 menit. Hal ini bukan hanya efisien dari segi waktu, namun juga tenaga dan biaya.
“Kedepannya EHang 216 akan digunakan untuk memajukan pariwisata dalam negeri. Dengan kesuksesan demonstrasi di Bali, kita bisa yakin udara perkotaan yang kita idamkan kemarin, telah datang hari ini,” ujar Bamsoet dikutip dari keterangannya, Senin 29 November 2021.
Taksi terbang yang memiliki bentuk seperti drone tersebut dibekali 16 baling-baling, dan 8 lengan yang dapat dilipat. Sehingga hanya membutuhkan lahan parkir seluas 5 meter persegi.
Memiliki muatan maksimum 220 kg dengan kecepatan 130 km per jam. Terbang seutuhnya dengan tenaga listrik dengan ketinggian maksimal 3.000 meter atau setara 9.842 kaki, selama 21 menit sejauh 35 kilometer.
Pengisian baterai kendaraan nirawak itu hanya membutuhkan waktu 1,5 jam dengan daya 220 volt, atau 380 volt.