100kpj – Baru-baru ini, OLX Autos mengungkap fakta unik mengenai budaya konsumen mobil bekas di Indonesia. Menurut hasil riset mereka, masyarakat di dalam negeri masih belum terbiasa dengan transaksi kendaraan full online atau daring sepenuhnya.
Chief Executive Officer atau CEO OLX Indonesia, Johnny Widodo mengatakan, masyarakat Indonesia masih membutuhkan waktu sampai benar-benar siap membeli kendaraan bekas secara full online. Sebab, kata dia, semuanya membutuhkan proses dengan tahapan yang panjang.
“Sering saya kalau ngobrol, bayangkan Indonesia 10 tahun lalu. Kalau mau beli barang 100 ribu retail secara online, pasti nggak akan berani. Karena harus ada satu hal, trust (kepercayaan), itu kuncinya,” ujar Johnny saat menjawab pertanyaan 100KPJ di pameran GIIAS 2021, dikutip Kamis, 18 November 2021.
Baca juga: Peran Mulia OLX Autos di GIIAS 2021
Lebih jauh, menurutnya, mobil bekas merupakan barang yang tergolong mewah. Sehingga, sebagian konsumen beranggapan, terlalu berisiko untuk membelinya tanpa lebih dulu menyentuh atau melihatnya secara langsung.
“Berani enggak beli mobil bekas Rp300 juta tapi full online, belum tentu berani. Saya juga mungkin belum berani. Karena behavior konsumen Indonesia belum sampai ke sana,” terangnya.
Johnny memastikan, suatu hari nanti, bisnis kendaraan bekas mungkin akan sama seperti bisnis retail, yakni transaksinya dilakukan secara full daring. Namun, untuk sampai ke tahap tersebut, pihaknya melalui OLX Autos menyediakan layanan omniplatform yang menggabungkan transaksi keduanya, yakni online dan offline.
“Beberapa tahun ke depan, mungkin itu (jual beli mobil bekas) bisa full online seperti bisnis retail,” tuturnya.
Harus Lihat Unitnya Sebelum Beli
Sebelumnya, Director of Classified and New Business OLX Indonesia, Agung Iskandar menjelaskan, masyarakat Indonesia memang terbiasa dengan prinsip ‘melihat dulu sebelum beli’. Sehingga, transaksi konvensional atau offline masih dominan. Sebab, dirasa jauh lebih aman.
“Pembeli mobil bekas di Indonesia ini memang lebih senang melihat barangnya dulu, baru beli. Jangankan mobil, barang-barang lain yang harganya lebih murah saja biasanya begitu,” ungkap Agung saat berbincang dengan 100KPJ, belum lama ini.
“Bahkan, ada yang transaksi mobil (bekas) via online, tapi semenit sebelumnya, lihat mobilnya dulu. Mereka mau pastikan kondisinya sesuai harapan,” lanjutnya.
Agung berkesimpulan, konsumen Indonesia memang belum sepenuhnya siap membeli kendaraan bekas via daring. Itulah mengapa, OLX Indonesia mendirikan outlet atau toko mobkas yang tersebar di sejumlah wilayah di pulau Jawa.
“Bisa dibilang begitu (konsumen di Indonesia belum siap transaksi mobkas full online). Jadi, masih butuh waktu. Semuanya harus disiapkan bertahap, pelan-pelan dulu,” kata Agung.