100kpj – Menyambut era ramah lingkungan Suzuki tidak mau ketinggalan dengan brand lain yang ada di Indonesia. Pasalnya jenama asal Jepang itu akan memproduksi kendaraan rendah emisi di dalam negeri sebelum menjualnya.
Assistant to Design Development Engineering Admnistration & Homologation Department Head PT Suzuki Indomobil Motor, Mahardian Ismadi Brata mengatakan, tentunya membuat kendaraan ramah lingkungan menjadi tujuan ke depan.
Baca juga: Mobil dan Motor Suzuki Buatan Indonesia Laku Keras di Luar Negeri
“Kami ingin menciptakan kendaraan yang lebih rendah emisi dan konsumsi bahan bakar efisien, serta bobot lebih ringan. Sehingga tercipta efisiensi,” ujarnya di pameran GIIAS yang berangsung di ICE BSD, Tangerang, Rabu 17 November 2021.
Sebelumnya Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita sudah memberikan bocoran bahwa Suzuki Motor Corporation sebagai principal yang ditemuinya di Jepang akan mengguyur dana segar untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
“Saya bertemu Suzuki, sampai 2024 itu akan menambahkan investasi Rp1,2 triliun. Dan ini akan menjadi basis pengembangan Ertiga, dan juga XL7 yang basisnya mild hybrid,” ujarnya melalui virtual di KBRI Tokyo beberapa waktu lalu.
Produk ramah lingkungan Suzuki yang disebut mild hybrid berbekal teknologi SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki). Pertama kali teknologi itu diperkenalkan pada Ertiga saat pameran Kemenperin Perhubungan di Monas, Jakarta pada September 2019.
Ertiga mild-hybrid itu mengandalkan mesin bensin dengan kombinasi baterai lithium-ion. Dikawinkan dengan alternator konvensional, sehingga mampu memberikan dorongan tenaga saat mesin pembakaran mulai bekerja.
Sementara fungsi baterai untuk menyimpan tenaga yang dihasilkan Integrated Starter Generator (ISG) sebagai pengganti alternator konvensional, yang akan digunakan ketika mesin membutuhkan dukungan tenaga. Adanya dua komponen tersebut tentu bertujuan agar bahan bakar lebih efisien.
Tapi jika menelisik cara kerjanya, sangat berbeda dengan hybrid murni seperti milik Toyota Camry atau Corolla Altis misalnya. Di mana tugas baterai untuk menyalurkan setrum ke motor listrik sebagai penggerak roda, tanpa campur tangan mesin konvensional di kecepatan tertentu.
Sedangkan SHVS mirip seperti fitur idling stop, jadi ketika mobil berjalan, kemudian berhenti di lampu merah mesin akan mati. Namun sistem kelistrikan tetap menyala, jadi saat pedal gas diinjak otomatis ISG akan menyalakan mesin kembali.
Bedanya ketika akselerasi awal, listrik yang tersimpan pada baterai akan memberikan dukungan tenaga ke mesin. Llau daya listrik yang tersimpan di baterai akan dialihkan untuk komponen eektrik lainnya seperti audio, lampu, AC.