100kpj – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Indonesia berhenti menjual mobil konvensional pada 2050. Honda Indonesia pun memberikan tanggapan soal wacana tersebut.
Keputusan pemerintah itu tertuang dalam peta jalan (roadmap) menuju target nol emisi (net zero emission/NZE) pada 2060. Tujuannya sendiri demi menekan polusi udara juga penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Menanggapi putusan itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) menyambut baik dan mendukung apa yang sudah ditetapkan dan menjadi kebijakan dari pemerintah. Honda pun siap untuk ikuti aturan tersebut nantinya.
"Pemerintah telah banyak mempertimbangkan adanya regulasi yang baru seperti itu. Kami akan mengikuti seluruh aturan yang baru dan memastikan produk kami selalu memiliki nilai yang terbaik," ucap Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales PT HPM beberapa waktu lalu.
Billy menilai apa yang direncanakan oleh pemerintah memang sejalan dengan visi Honda ke depannya. Tetapi, Honda Indonesia masih belum mau memberikan informasi lebih soal peluncuran produk-produk elektrifikasinya di Tanah Air.
"Kami akan terus mempelajari penerapan visi ini secara bertahap sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia," kata Billy.
Honda sendiri memiliki peta jalan dengan target semua mobil barunya akan 100 persen berbasis elektrifikasi pada 2030 di Jepang. Di mana, 40 persen dari produksi Honda akan menggunkan baterai listrik (EV) atau sel bahan bakar (FCV) pada 2030.
Sisanya merupakan mobil hybrid yang menggabungkan motor listrik dan mesin konvensional. Pada 2035, diharapkan persentase antara EV dan FCV bisa melonjak hingga 80 persen, dan semua mobil Honda akan menjadi EV atau FCV di 2040.