Lebih lanjut dia menjelaskan, EHang 216 atau AAV (Autonomous Aerial Vehicle) menjadi jawaban alat transportasi udara ramah lingkungan. Selain itu, memiliki harga sewa yang jauh lebih terjangkau dibandingkan helikopter.
“Dibandingkan dengan armada udara lainnya, biaya untuk penerbangan ini mungkin satu kepala setiap setengah jam cukup Rp850 ribu, murah sekali,” tuturnya.
Mengingat setiap produk yang dibuat pabrikan, atau tangan manusia bisa mengalami malfungsi, atau kegagalan sebuah sistem, maka diperlukan asuransi untuk penumpang yang menggunakan jasa taksi terbang tersebut.
Asuransi, atau perlindungan diri terseut sebagai bentuk tanggung jawab, penyedia jasa sewa EHang 216 nantinya. Sehingga konsumen tidak perlu khawatir, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun saat disinggung terkait hal tersebut, Wakil Bendahara IMI (Ikatan Motor Indonesia) itu belum bisa menjawab secara gamblang, mengingat produk tersebut baru tiba di RI. “Sedang dalam proses,” sambungnya.
Berdasarkan keterangan resminya, mobil terbang yang memiliki bentuk seperti drone tersebut dibekali 16 baling-baling, dan 8 lengan yang dapat dilipat. Sehingga hanya membutuhkan lahan parkir seluas 5 meter persegi.
Kendaraan ramah lingkungan itu dapat mengudara hingga ketinggian 3.000 meter, atau setara 9.842 kaki. Waktu terbangnya bisa bertahan 21 menit, dengan jarak tempuh 35 kilometer. Untuk muatan maksimalnya 220 kilogram.