100kpj – Mobil terbang EHang 216 sudah mendarat di Indonesia, di bawa secara utuh dari China oleh Prestige Image Motorcars sebagai importir. Kendaraan listrik yang dapat mengudara itu disebut AAV (Autonomous Aerial Vehicle).
Memiliki desain layiknya drone, EHang 216 ternyata bisa dimiliki secara pribadi, atau per orangan. Yang menarik, pembelinya tidak perlu repot memiliki izin untuk mengoperasikannya. Karena importir tersebut menyediakan pilot pribadi.
Presiden Direktur Prestige Image Motorcars, Rudy Salim mengatakan, untuk menerbangkan AAV dilakukan oleh pilot yang berpengalaman, dan memiliki izin khusus yang sedang diproses. Sehingga pembelinya hanya perlu duduk manis di dalam kabin.
“Perlu syarat khusus, cuma pilotnya dari kami. Para pemilik EHang tinggal membayar biaya membership pilot yang bisa digunakan 24 jam standby, tidak usah gaji pilot lagi,” ujarnya kepada 100kpj, Rabu 1 September 2021.
Sehingga memiliki EHang 2016 layiknya punya helikopter. Artinya pembeli hanya duduk sebagai penumpang, sedangkan yang mengendalikan pilot menggunakan remot kontrol dari jarak jauh sesuai lahan parkir AAV tersebut.
“Sama sekali tidak memerlukan pilot, bisa dua orang duduk tanpa memegang kendali,” tuturnya.
Namun lebih praktis, karena tidak memerlukan lapangan terbang. Berbeda jika AAV tersebut dimiliki perusahaan, seperti halnya taksi yang perlu diterbangkan dari satu tempat, atau disebut ground control layiknya lahan parkir helikopter.
“Rencananya saat kita dapat izin, akan dijual ke umum dan perusahaan. Kalau lisensi, atau izin mengendalikan kita ada pilot di ground control. Jadi AAV ini, atau helikopter listrik ini terbang dari ground control,” sambungnya.
Teknologi penerbangan otonom menghilangkan kemungkinan kegagalan dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Tanpa perlu mengontrol atau mengoperasikan pesawat, penumpang bisa duduk dan menikmati perjalanan.
Rute penerbangan akan disurvei terlebih dahulu untuk mengatur rencana penerbangan terbaik bagi penumpang. Jaringan internet yang menghubungkan remot dengan AAV mengandalkan sinyal 4G atau 5G.
EHang 216 memiliki muatan maksimum 220 kg dengan kecepatan maksimum 130 km per jam. Berjalan, atau terbang seutuhnya dengan tenaga listrik, dan dapat diisi hingga 220 volt, atau 380 volt dalam waktu pengisian 1,5 jam.