100KPJ

Unik Banget Nama MPV Baru Hyundai Untuk Jegal Avanza, dan Xpander

Share :

100kpj – Mobil bejenis Low Multi Purpose Vehicle (MPV) memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia. Sehingga tidak heran jika para produsen mobil berlomba-lomba terjun di kolam yang sama dengan membuat produk sejenis.

Dari perwakilan brand Jepang mobil berjenis Low MPV itu diramaikan oleh Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, Honda Mobilio, dan Mitsubishi Xpander. Sedangkan jenama asal China diwakilkan Wuling Confero S.

Sementara perwakilan dari brand asal Korea Selatan, yakni Hyundai belum memiliki produk di kelas tersebut. Maka tidak heran jika pabrikan berlogo H miring itu menyiapkan mobil terbarunya untuk segmen Low MPV.

PT Hyundai Motors Indonesia (HMDI) diam-diam telah mendaftarkan model terbarunya di Kementerian Hukum dan Ham. Melansir Pangkal Data Kekayaan Intelektual, Senin 12 Juli 2021 tercatat ada nama Hyundai Stargazer.

Unik banget untuk nama kendaraan. Pasalnya jika Stargazer diartikan dari Bahasa Inggris ke Indonesia, adalah ‘Pelamun’. Mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelamun bentuk sinonim, atau persamaan idealis, pemimpi, pengkhayal, atau visioner.

Cukup masuk akal jika produk tersebut adalah mimpi, atau khayalan Hyundai untuk menguasai pasar otomotif dalam negeri. Bahkan bukan cuma berharap laris di pasar domestik, Stargazer juga bisa diterima baik di berbagai negara hingga di ekspor.

Hyundai Stargazer dipatenkan untuk nama produk terbaru mereka di pasar Asean. Diduga mobil baru itu akan menjadi calon penjegal Avanza, atau Xpander yang diproduksi lokal di kawasan industri Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.

Pusat manufaktur brand berlogo H miring itu berdiri di atas lahan 77,6 hektar, dan yang terbesar di Asia Tenggara. Nilai investasi yang dikucurkan 1,55 miliar dolar, atau setara Rp21 triliunan, termasuk biaya operasional, dan pengembangan produk.

Proses pembangunan pabrik tersebut sudah dimulai sejak Desember 2019. Targetnya bisa produksi massal pada paruh kedua 2021 dengan kapasitas 150 ribu unit. Namun secara maksimal dapat memproduksi hingga 250 ribu unit per tahun.

Beragam model akan diproduksi, seperti SUV, MPV kompak, dan beberapa jenis sedan yang dirancang khusus untuk pasar Asia Tenggara. Pabrik itu memiliki beragam fasilitas diantaranya pengelasan, stamping, perakitan, dan pengecatan.

Soal model yang akan diproduksi lebih dulu saat pabrik rampung, Chief Officer Operation PT HMDI, Makmur masih enggan menyebutnya secara detil, begitu juga terkait MPV terbarunya.

“Tunggu Saja tanggal mainnya, belum bisa jawab dulu. Yang penting pabrik jadi dulu. Pabriknya kan baru jadi akhir tahun ini. Tapi kan produksinya mulai tahun depan (2022) semua,” ujar Makmur baru-baru ini. 

Sementara menurut Head of Marketing Departmeent PT HMID, Astrid Ariani Wijana pembangunan pabrik Hyundai bisa dibilang sudah 95 persen, sekarang pun sudah mulai trial production.

 

Share :
Berita Terkait