100kpj – Raksasa otomotif asal Amerika Serikat, Tesla resmi mengumumkan kenaikan dua produk andalan mereka, yakni Tesla Model 3 dan Tesla Model Y. Kini, di negara asalnya, kedua mobil listrik tersebut dihargai mulai US$40 ribu atau sekira Rp570 juta.
Kenaikan harga tersebut tentu berpengaruh terhadap pasar Tesla di luar Amerika Serikat—terutama yang mengandalkan impor dari sana. Itulah mengapa, sejumlah warganet menyampaikan rasa kecewanya melalui media sosial.
Baca juga: Elon Musk Pastikan Tesla Tak Bisa Lagi Dibeli Pakai Bitcoin
Menanggapi keluhan tersebut, Chief Executive Officer Tesla Inc, Elon Musk akhirnya buka suara. Dia mengatakan, keputusan tersebut diambil usai mempertimbangkan banyak faktor, salah satunya kenaikan harga bahan baku.
"Harga naik karena tekanan harga rantai pasokan utama di seluruh industri. Terutama bahan baku," ujar Elon Musk disitat dari Reuters, Rabu 2 Juni 2021.
Elon Musk memastikan, tekanan pada rantai pasokan sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir, hal itu disampaikannya dalam konferensi pers Tesla yang digelar bulan April 2021 lalu.
“Tantangan memenuhi kebutuhan rantai pasokan ini yang menurut kami paling sulit," tegasnya, seraya menyinggung kekurangan pasokan chip sejak pandemi melanda dunia.
Sebagai upaya memangkas biaya produksi, pihaknya menghilangkan fitur penopang punggung pada kursi penumpang di Tesla Model Y. Pria yang dikenal berkat gagasan visionernya itu mengatakan, selain menambah ongkos, kehadiran fitur tersebut juga tak terlalu memberikan efek besar terhadap pemilik kendaraan.
Sementara hanya Tesla Model Y saja yang mendapat ‘penyesuaian’ fitur akibat biaya produksi. Namun, ke depannya, bukan tak mungkin model lain juga mendapat perlakuan yang sama.