100kpj – KH Tengku Zulkarnaen penceramah yang juga mantan Wasekjen MUI, meninggal dunia pada hari Senin 10 Mei 2021 pada pukul 18:40 WIB. Kabar duka itu dibenarkan oleh Slamet Maarif, Ketua PA 212.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia KH Teungku Zulkarnaen jam 18.40," ujar Slamet dikutip dari Viva, Senin 10 Mei 2021.
Lebih lanjut Slamet mengatakan, atas nama pribadi dan segenap alumni 212 sangat merasa kehilangan dan duka cita mendalam atas kepergian Ustaz Tengku Zulkarnain.
"Beliau sosok yang teguh pendirian dan istiqomah dalam berdakwah, tegas dan berani dalam membela pendiriannya. Hari-hari beliau diisi dengan dakwah islamiyyah. Saya bersaksi beliau orang baik dan tulus dalam berdakwah," ujar Slamet.
Sebelum meninggal KH Tengku Zulkarnaen pernah menggelar obrolan santai, dengan sahabat dekatnya yakni Ustaz Abdul Somad atau UAS melalui sambungan virtual. Keduanya bicara mengenai kegiatan dakwah, rezeki, hingga kepemilikan mobil mewah.
Dinukil dari saluran Youtube Tanya Ustaz, KH Tengku Zul yang berlaku sebagai moderator lebih banyak berkisah mengenai rezeki. Dia secara tak langsung mengatakan, manusia sebaiknya tak perlu takut kekurangan rezeki. Sebab, semuanya telah diatur Sang Pencipta.
“Generasi muda harus diyakinkan, bahwa rezeki tak pernah tertukar, bahwa apa yang diterima sudah ditetapkan Allah. Tidak ada yang keluar itu. Jadi untuk apa mencari sesuatu yang bukan rezeki kita. Capek menjaganya tapi tak pernah kita nikmati,” ujar KH Tengku Zul kepada UAS.
Pria yang acap mengenakan sorban putih itu kemudian berkisah, pernah beberapa kali menginap di hotel berbintang dan naik mobil mewah. Khusus untuk kendaraan, ada sejumlah merek yang pernah Tengku Zul coba. Namun, kata dia, lama-lama rasanya biasa saja.
“Bukan sombonglah, ini cerita jujur saja. Saya sudah pernah naik Jaguar, udah pernah naik Mercedes-Benz, udah pernah naik Limousine. Segala macem mobil mewah pernah saya naiki, bahkan pesawat pribadi juga sudah. Naik helikopter mungkin 50 kali ada,” kata dia.
“Enaknya itu cuma seminggu, setelah itu rasanya biasa saja, jadi yah… manusia enggak ada puasnya. Sudah punya satu gunung emas, maunya dua gunung. Sudah punya dua, maunya tiga,” pungkasnya.