100kpj – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Bahlil Lahadalia ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Investasi pertama. Pria kelahiran Banda, Maluku Tengah itu siap merealisasikan target yang ditentukan Jokowi.
“Pak presiden minta Rp 900 triliun. Siap saya jalankan," ujar pria yang pernah menjadi sopir angkot ini, kepada wartawan melalui virtual, dikutip Kamis 29 April 2021.
Baca juga: Menteri Baru Jokowi Hartanya Ratusan Miliar, Isi Garasinya Bikin Kaget
Lebih lanjut dia menjelaskan, meningkatkan nilai investasi tersebut perlu menerapkan Undang-Undang Cipta Kerja. Terlebih menyempurnakan Sistem Online Single Submission (OSS), dan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Yang menariknya, salah satu perusahaan global yang dilirik Bahlil adalah Tesla. Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat itu akan ‘digoyang’ demi memberikan dana segar ke Indonesia, terutama dalam perkembangan kendaraan listrik.
"Target eksternal nggak bisa dipungkiri adalah angka-angka realisasi investasi dan fokus komunikasi dengan Tesla dan perusahaan lain, yang tidak bisa disebutkan," tuturnya.
Sejak akhir tahun lalu, perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla dikabarkan berniat investasi Energy Storage System (ESS) atau sistem penyimpanan energi di Tanah Air. Namun, seakan tak pasti, rencana tersebut belum terlaksana hingga kini.
Bahlil Lahadalia saat menjadi Kepala BPKM sempat memastikan, bahwa peluang Tesla menanamkan investasi di Indonesia masih terbuka lebar. Dia berharap, rencana tersebut bisa benar-benar terealisasi dalam waktu dekat.
"Doain! Masih ada secercah harapan dan optimisme agar (investasi) Tesla bisa masuk ke Indonesia," ujar Bahlil melalui sambungan virtual, dikutip dari VIVA.
Mengenai progres wacana investasi Tesla di Indonesia tersebut, Bahlil mengakui bahwa saat ini prosesnya masih berada dalam tahap komunikasi antara Tesla dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
"Tesla ini sedang dilakukan komunikasi dengan Kemenko Marves, dan mereka masih melakukan (pembicaraan) terus menerus. Kalau ditanya berapa potensinya, Insya Allah doain potensi selalu ada, dan detailnya nanti disampaikan Kemenko Marves," kata dia.
Diketahui, perusahaan milik Elon Musk itu akhirnya memilih India ketimbang Indonesia. Menurut mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar ada beberapa faktor yang membuat Negeri Bollywood itu lebih dilirik Tesla.
Perusahaan kendaraan listik itu membutuhkan SDM mumpuni di bidang informasi dan teknologi (IT), technology chips yang mutakhir, dan venture capitalist (pemodal) yang berani mendanai proyek startup yang berisiko tinggi.
Arcandra Tahar menilai Tesla akan mencari kota yang ekosistemnya mendekati apa yang ditawarkan oleh Silicon Valley. "Dua kota di dunia yang yang mendekati persyaratan ini adalah Tel Aviv di Israel dan Bangalore di India," tuturnya.