100KPJ

Menhub: Kalau Mudik Tidak Dilarang, 81 Juta Orang Pulang Kampung

Share :

100kpj – Libur panjang jelang lebaran kerap dimanfaatkan masyarakat perkotaan untuk pulang ke kampung halaman, alias mudik. Hal itu sudah menjadi tradisi turun menurun, terutama bagi mereka yang merantau ke Ibu Kota.

Berbagai alat transportasi dimanfaatkan seperti kereta api, bus, kapal laut, pesawat, atau kendaraan pribadi. Namun demi menekan penyebaran covid-19, pemerintah akhirnya mengeluarkan keputusan larangan mudik lebaran. 

Baca juga: Polisi Siap Pukul Mundur Pengguna Mobil dan Motor Yang Nekat Mudik

Pada Rapat Persiapan Hari Raya Idul Fitri 2021 hari ini, pemerintah, melalui pernyataan Menko PMK Muhadjir Effendy, memutuskan untuk meniadakan kegiatan mudik Lebaran 2021. Larangan berlaku baik untuk aparatur sipil negara, TNI-Polri, karyawan BUMN, karyawan swasta, pekerja mandiri, dan seluruh masyarakat.

Diketahui, larangan mudik akan berlaku pada 6-17 Mei 2021. Namun sebelum, atau sesudah penerapan tersebut, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan-kegiatan ke luar daerah, tekecuali benar-benar dalam keadaan mendesak.

Alasan lain pemerintah membuat aturan tersebut, karena jika mudik tahun ini tidak dilarang bakal ada puluhan juta masyarakat yang pulang ke kampung halaman. Seperti yang disampaikan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

Menurutnya, Kementerian Perhubungan sudah melakukan survei sebelum menyetujui larangan mudik tahun ini. Dan hasilnya jika tidak mudik diperbolehkan maka diperkirakan sebanyak 81 juta oraang ke luar dari rumah menuju kampung halaman.

“Dari hasil survei, tujuan mudik paling banyak terrindetifikasi dari Jabodetabek dengan tujuan Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat, dan Jawa Timur,” ujar Menhub mengutip Viva.co.id, Kamis 8 April 2021.

"Tetapi kalau ada larangan mudik, orang yang ingin mudik 11 persen dengan angka 27 juta orang. Itu jumlah yang banyak,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, alasan lain mudik tahun ini dilarang tentu berkaca dari kasus penyebaran wabah covid-19 di tahun lalu. Mengingat saat libur akhir tahun yang bersamaan libur natal, jumlah pasien mengalami peningkatan.

Menurutnya catatan dari Menteri Kesehatan, penduduk lansia itu berisiko sangat tinggi. Maka perlu diberikan perlindungan. Bahkan negara-negara maju saat ini mengalami peningkatan signfikan penderita covid-19, di antaranya Amerika Serikat, dan Eropa.

 

Share :
Berita Terkait