“Kami dari pemerintah akan terus mengawal rencana investasi ini. Mereka juga masih melakukan studi terhadap model-model yang akan dikembangkan, tapi mereka sudah komitmen,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia sebagai distributor, Naoya Nakamura mengatakan, terkait diskusi kemungkinan memproduksi kendaraan hybrid di Indonesia adalah hal yang alami.
Menurutnya semua brand, pasti akan mempertimbangkan untuk bisa memproduksi kendaraan PHEV, atau baterai EV (Electric Vehicle). Sebab mengikuti tren global, di mana kendaraan konvensional akan tergantikan secara perlahan di masa depan.
“Sehingga MMKSI dan MMC berharap bisa memproduksi kendaraan tersebut (Xpander hybrid dan PHEV) di Indonesia. Meski sudah ada diskusi, yang diperlukan aturan dari pemerintah untuk kelanjutan proyek kendaraan listrik ini,” tutur Nakamura.
Diketahui, pada 2020 MMC telah mengungkapkan rencana bisnis jangka panjangnya hingga tiga tahun mendatang dengan tema small but beautiful. Salah satu bahan persentasinya menampilkan sosok Xpander Hybrid yang akan dirilis tahun fiksal 2023.
Sekadar informasi, teknologi hybrid memanfaatkan motor listrik dan baterai. Namun masih digabungkan dengan mesin pembakaran untuk menggerakan roda. Biasanya saat baterai habis, akan terisi secara otomatis saat mobil berjalan.
Artinya tidak perlu mencari sumber kelistrikan saat daya baterai habis. Tapi, umumnya mobil dengan teknologi tersebut masih menggabungkan tenaga seterum, dengan mesin pembakaran sebagai sumber penggerak yang bekerja bersamaan.