Meski tenaganya masih lebih rendah jika dibandingkan supercar lain sekelas Koenigsegg, atau Bugatti yang kapasitas mesinnya jauh lebih besar, namun BAC mengklaim bahwa mobil buatan menjadi salah satu yang tercepat di dunia.

Namun klaim tersebut berdasarkan sumber penggerak. “Mobil kami adalah berpengereka roda belakang terkencang di dunia,” ujar Neil Briggs, Co-Founder Briggs Automotive Company (BAC).

Mengutip unggahan status Instagram Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo yang hadir dalam peluncuran BAC. Neil menyebut, pabriknya hanya bisa memproduksi Mono R dan Mono dalamm satu tahun hanya 60 unit untuk pasar global.

Artinya dalam sebulan mereka hanya membuat sebanyak 5 unit mobil saja. Dia mengakui untuk produksi satu unit membutuhkan waktu cukup panjang. Karena mereka menyesuaikan keinginan masing-masng dari konsumennya. 

“Daftar tunggunya memang agak panjang, dan Indonesia negara ke-42 yang ada dalam daftar kami. Jatah BAC untuk Indonesia hanya 3 unit, harganya Rp3 miliar untuk standarr dan Rp6 miliar full option,” ucapnya mengutip status Bamsoet.

Jika harga tersebut berstatus on the road artinya cukup terjangkau untuk sekelas mobil super. Terlebih jika disandingkan dengan model Lamborghini atau Ferrari yang ada saat ini.