100kpj – Memiliki mobil dalam kondisi prima tentu menjadi impian, namun untuk mendapatkan hal tersebut butuh perawatan rutin. Sebagian pemilik mobil ada yang mempercayakan bengkel resmi untuk melakukan servis.
Namun ada juga yang beralih ke bengkel umum karena beralasan biaya jasanya jauh lebih murah. Bahkan untuk beberapa mobil tertentu, harga suku cadangnya lebih terjangkau.
Tapi ada kendala, salah satunya soal kualitas spare parts, dan pelayanan yang diberikan. Berbeda dengan bengkel resmi yang diklaim selalu menjajakan barang original.
Melihat hal tersebut, Bosch sebagai penyedia suku cadang aftermarket buatan Jerman menggandeng bengkel non resmi. Program tersebut adalah Bosch Module, sehingga pelanggan tidak perlu khawatir mendapatkan parts palsu.
Selain itu dengan sistem manajemen bengkel terpadu, proses kerjanya lebih terhubung satu sama lain dengan cara online. Sehingga pelayanan, dan tindakan teknis bisa berlangsung efektif, serta menjamin keaslian suku cadang Bosch.
Tapi tidak semua pelanggan ingin menggunakan parts aftermarket . Artinya mereka hanya menginginkan suku cadang bawaan pabrik, saat proses pergantian yang meliputi sistem kelistrikan seperti halnya busi, mesin, hingga kaki-kaki.
Hal itu diakui oleh Channel Manager Automotive Aftermarket Division Bosch Indonesia, Dedy Ismanto. Menurutnya kesulitan bengkel yang jadi rekanan Bosch adalah saat memberikan kepercayaan konsumen terhadap part aftermarket.
“Misalnya saat ingin mengganti kampas rem, atau mengganti busi mobilnya Toyota, atau Honda dan bawaan partnya merek Jepang juga. Mereka tidak punya pilihan (untuk mengganti produk lain),” ujarnya secara virtual, Jumat 11 Desember 2020.
Dengan begitu, pihak bengkel diharapkan bisa menjelaskan secara detil soal produk. Menurutnya saat konsumen tahu, bahwa Bosch juga menyediakan suku cadang yang mereka butuhkan, dimungkinkan tertarik menggunakannya.
“Contohnya mobil Avanza kita punya seperti kampas rem, atau busi. Jadi itu jadi alternative bengkel menawarkan ke pelanggan. Karena pada akhirnya pilihan ada di pelanggan. Jadi kita, bengkel dalam hal ini tidak bisa memaksakan karena hanya bisa merekomendasikan,” tuturnya.
“Hal itu lah yang membuat kami sebagai distributor membuat satu aplikasi supaya setiap ada mobil masuk ke bengkel, kemudian membutuhkan komponen tertentu, mereka mudah mencari pembandingnya,” katanya,
Lebih lanjut dia mengatakan, target wilayah untuk bengkel rekanan Bosch tentu menjangkau seluruh Indonesia. Namun pertimbangan adalah soal keberadaan distributor, tujuannya untuk menjamin originalitas produk yang masuk.
“Kita sudah mengidentifikasi sekitar 300-san area (bengkel) yang memungkinkan kita buka, atau menjadikan sebagai Bosch Module. Tapi tergantung dengan distributor kita di area tersebut,” katanya.