100kpj – Arogansi klub motor besar alias moge kembali terjadi dan ramai diperbincangkan, video yang memperlihatkan beberapa anggota komunitas Harley-Davidson mengeroyok dua orang korban, yang ternyata tentara yang terjadi di Bukittinggi di media sosial.
Korban pengeroyokan dua orang Anggota TNI AD dari satuan Kodim 0304/Agam Bukittinggi, yang berpakaian bebas oleh anggota klub Harley-Davidson itu terjadi pada hari Jum'at sore, 30 Oktober 2020, dua korban adalah intel TNI.
Ceritanya para anggota klub motor gede Harley-Davidson Owner Group (HOG) Siliwangi yang berasal dari Bandung, Jawa Barat tersebut, sedang melaksanakan kegiatan touring dengan tema Long Way Up Sumatera Island sejak tanggal 29 Oktober hingga 6 November 2020.
Para anggota klub Harley-Davidson HOG tersebut melawati rute Padang, Bukittinggi, Medan, Aceh dan finish di Sabang, Aceh. Dilansir dari Viva, ketika rombongan baru sampai di Bukittinggi, insiden yang melibatkan anggota HOG Siliwangi itu pun terjadi. \
Di tengah perjalanan, beberapa anggota klub Moge itu bertindak arogan dengan menggeber dan menyalip dua Intel Kodim 0304/Agam yaitu, Serda Mastari dan Serda Yusuf yang saat itu sedang melintas di Jalan Dr.Hamka menuju Makodam 0304/Agam Bukittinggi.
Dari situ ketersinggungan pun terjadi, sampai pada akhirnya dua anggota TNI AD itu mengejar sejumlah pengendara Moge yang terpisah dari rombongan awal. Dan setelah berhasil diberhentikan, maksud dua Intel Kodam 0304/Agam itu menegur pengendara Harley Davidson yang ugal-ugalan di jalan raya pun justru direspon dengan sikap arogansi gerombolan komunitas Moge tersebut.
Mendapatkan informasi itu, kemudian Komandan Kodim 0304/Agam Bukittinggi Letkol Arh. Yosip Brozti Dadi bergerak cepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dengan mendatangi sebuah hotel yang menjadi tempat peristirahatan para riders asal Bandung itu.
Setibanya di Hotel Novotel itu, para anggota Kodim 0304/Agam baru mengetahui bahwa klub moge yang tengah melakukan Touring dengan tema Long Way Up Sumatera Island itu ternyata dipimpin oleh seorang purnawirawan jenderal TNI, yaitu Letnan Jenderal (Letjen) TNI Djamari Chaniago.
Dandim 0304/Agam pun sempat bertemu dengan Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago di Hotel Novotel, Bukittinggi. Keduanya sempat berkomunikasi dan pada akhirnya Letjen TNI Djamari meminta maaf kepada Dandim 0304/Agam, dan dua orang Anggota TNI AD yang menjadi korban pengeroyokan rekan-rekannya itu.
Tapi persoalan tidak selesai sampai di situ, dua korban pengeroyokan anggota klub Moge itu pun memilih untuk melanjutkan kasus penganiayaan itu kepada aparat kepolisian untuk diselesaikan ke proses hukum. Sampai akhirnya, kasus pengeroyokan dua anggota TNI AD dari Kodim 0304/Agam itu kini sudah ditangani oleh penyidik Mapolres Kota Bukittinggi.
Nah, menurut Viva Militer Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago ternyata adalah seorang tokoh besar di Korps TNI Angkatan Darat. Pria kelahiran Padang, 8 April 71 tahun silam itu memiliki sejumlah pengalaman di dunia militer.
Dia adalah lulusan Akademi Militer tahun 1971. Dia dikenal sebagai seorang permogewira tinggi yang memiliki darah Baret Hijau di kesatuan Infanteri Kostrad TNI AD.
Dalam karir militernya, Djamari Chaniago adalah seorang perwira TNI AD yang sangat masyhur dikalangan tokoh-tokoh militer TNI. Jabatan terakhir Djamari Chaniago adalah Kepala Staf Umum (Kasum) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal TNI pada tahun 2000-2004.
Sebelum menjabat sebagai Kasum TNI, Letjen TNI Djamari juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 1998-1999. Dan sebelum menjabat sebagai Pangkostrad, dia juga dipercaya untuk memegang komando di Jawa Barat sebagai Pangdam III/Siliwangi pada tahun 1997-1998.
Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago juga diketahui sudah menyukai motor legendaris asal Amerika Serikat ketika masih aktif menjadi tentara, hal tersebut diketahui melalui data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), yang dilaporkan ketika Djamari masih menjabat sebagai Kepala Staff Umum TNI.
Dalam LHKPN yang dilansir dari laman resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Djamari diketahui memiliki dua unit Harley-Davidson (tidak disebutkan tipe dan modelnya) produksi tahun 1999 yang kala itu taksiran harganya sekitar Rp90 juta dan Rp80,5 juta.
Selain memiliki motor Harley-Davidson, kala itu Djamari juga diketahui memiliki mobil Landrover hasil dari hibah tahun 1988, mobil Kia (tidak disebutkan tipe dan modelnya) produksi tahun 2002, Mitsubishi (tidak disebutkan model dan tipenya) tahun 1998 dan BMW (tidak disebutkan model dan tipenya) tahun 2001.
Baca juga: Nasib Malang Anggota Komunitas Harley-Davidson Yang Berani Hajar TNI