Mengingat ukuran ban depan lebih besar dari standar, maka ruang pada spakbor depan hanya tersisa sedikit, dan akan mentok saat suspensi mengayun. Maka Atenk membuat braket atau dudukan baru di spakbor depan agar lebih tinggi 3,5 centimeter.
“Untuk braket ini sebenernya bisa dibuatin ke tukang las, tapi kalau enggak mau ribet ada yang jual sudah jadi untuk XSR,” lanjutnya.
Agar suara yang dihasilkan dari mesin 155cc lebih garang, maka saluran pembuatan atau knalpot pun diganti. Atenk lebih memilih untuk menggunakan knalpot custom ketimbang produk aftermarket yang beredar di pasaran, tujuannya agar tampil beda.
“Untuk spakbor belakang ada dua opsi, yang pertama bisa tetap menggunakan lidah bawaan aslinya. Cuma kalau dilihat dari posisi belakang kurang suka dengan posisi lampu sein, jadi lampu sein gue ganti karena modelnya sama seperti Vixion yang gitu-gitu aja,” katanya.
Kini posisi lampu sein seperti mata kucing, yakni menyatu dengan spakbor belakang, dan bagian depan sein bersarang di samping lampu utama seperti telinga. Untuk spakbor belakang Atenk mengcustom sendiri meski bisa menggunakan aksesori R25 atau R15.
“Masih ada sisa budget dengan uang Rp3 juta prat-part printilan saja, misalnya spion. Bagian setang untuk lebih nyaman lagi diganti lebih tinggi pakai aftermarket. Jok warna cokelat aslinya membosankan, akhirnya gue ganti dengan warna cokelat yang lebih tua,” tuturnya.