100KPJ

Setelah Modifikasi Pemilik Wuling Air ev Ini Beruntung Banget

Share :

100kpj – Wuling Air ev menjadi mobil listrik kedua di Tanah Air yang diproduksi lokal di Cikarang, Jawa Barat, sejak tahun lalu. Mobil pelahap seterum dengan dimensi kompak tersebut sudah terjual puluhan ribu unit.

Dari sekian banyak pemilik Wuling Air ev di Indonesia, ada dua orang beruntung yang mobilnya berkesempatan di pajang di Gaikindo Indonesia International Auto Show, atau GIIAS 2024 di ICE BSD, Tangerang. 

Kedua orang tersebut adalah Dewangga Alam, dan Sakura, Wuling Air ev mereka sudah dimodifikasi hingga menarik perhatian Wuling Motors untuk memajangnya di pameran otomotif internasional tersebut.

Gaya modifikasi yang disematkan pada mobil listrik berdimensi kompak itu berbeda-beda. Seperti Dewangga yang mengubah warna Air ev miliknya menjadi fountain blu yang terinspirasi dari mainan Tamiya.

Warna biru dipilih agar sesuai dengan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), lantaran kelir bawaan pabrik Air ev tersebut adalah biru pastel. 

Selain mengubah warna eksterior, warna lampu utamanya pun diubah menjadi biru, dan uniknya terdapat boks tambahan di sisi kanan, dan kiri mobil di bagian seolah-olah seperti orang yang sedang menggunakan headset.

Bukan hanya itu, dia juga menambahkan ornament berupa body kit, termasuk spoiler agar terlihat sporti. Lalu kenapa terinspirasi dari Tamiya?

“Personalisasi yang saya lakukan itu seperti diecast-nya Tamiya in real life gitu. Jadi warna-warna Tamiya itu kan kalau tidak biru, merah, gitu kan tapi merah kan enggak ada,” ujar Dewangga, dikutip dari keterangannya, Senin 22 Juli 2024.

Terkait alasannya memilih Air ev sebagai mobil listrik pertama, menurutnya secara dimensi, dan jarak tempuh baterainya sesuai dengan kebutuhan.

“Wuling Air ev bentuknya compact, dan rangenya bisa 300 kilometer. Selain itu gampang untuk cari parkir. Latar belakang melakukan personalisasi karena kalau melihat mobil kita sama, terus di parkiran kadang bingung ya,” tuturnya.

Selain eksterior, modifikasi lain yang dilakukan pada bagian kabin dengan mengubah warna jok memadukan biru, dan hitam. Personalisasi yang dilakukan tidak hanya unik, tetapi juga menciptakan identitas tersendiri.

Tidak kalah kontras dengan modifikasi Air ev berkelir oranye yang diterapkan Sakura. Personaliasi yang diterapkan lebih kepada fungsi, salah satunya menyematkan roofbox sebagai ruang bagasi tambahan di atas.

Kemudian menambahkan ruang kompartemen di tengah sebagai sandaran tangan, alias arm rest agar perjalanan terasa lebih nyaman dan santai, penambahan port USB untuk mempermudah pengisian baterai handphone.

Melalui semua kreasinya ini, Sakura merasa kesan Air ev sebagai mobil kecil yang hanya bisa dipakai di perkotaan saja, ternyata jadi bisa dipakai untuk perjalanan jarak jauh. 

“Karena ubahannya menjadikan air ev jadi kendaraan yang lebih bermanfaat dan penambahan modifikasinya untuk sesuai kebutuhan,” katanya.

Mobil listrik itu awalnya dibeli untuk keperluan antar jemput anak sekolah, sehingga pernah diterapkan modifikasi ekstrim dengan mengganti velg besar dibalut ban tapak lebar, sebelum dibuat proper seperti sekarang.

“Jadi sekarang Air ev nya terkadang saya pakai untuk pulang pergi Cikarang-Bandung-Cikarang kalau saya sendiri atau berdua sama istri karena ubahan tapak ban itu menjadikan Air ev lebih proper tampilannya dan bermanfaat juga”, sambung Sakura.

Air ev untuk tipe Standard Range dan Lite mengandalkan baterai lithium ferro-phosphate (LFP) berdaya 17,3 kWh dengan jarak tempuh 200 kilometer, dan tipe Long Range kapasitasnya 26,7 kWh sehingga bisa berjalan hingga 300 km.

Ketiga varian tersebut dibekali dinamo, atau motor listrik penggerak 30 kilowatt, atau setara 40,23 dk, dan torsi 110 Nm, tenaganya dialirkan melalui transmisi model reduction gear, satu percepatan ke roda belakang.

Share :
Berita Terkait