100kpj - Agar mobil terlihat berbeda dari pabrikan, ada dua cara, yaitu modifikasi, atau custom. Modifikasi hanya memanfaatkan aksesori aftermarket dipasaran, berbeda dengan custom yang mengubah indetitas.
Untuk modifikasi tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pemasangan, karena komponen yang ditawarkan oleh berbagai macam brand aftermarket bersifat plug and play, alias tinggal pasang.
Berbeda dengan cara custom, terutama yang lebih mengedepankan unsur klasik. Biasanya hanya mesin bawaan pabrik yang dimanfaatkan untuk dijadikan kendaraan sesuai keinginan.
Namun biasanya mobil-mobil custom menirukan produk-produk legendaris, atau rare item. Tapi kendalanya, mengingat identitas kendaraan sudah berubah maka legalitasnyapun tidak seperti mobil modifikasi pada umumnya.
Terutama jika nomor rangka sudah tidak sesuai dengan surat-surat demi menyesuaikan bentuk mobil yang sesuai keinginan. Sehingga untuk turun ke jalan raya dipermasalahkan.
Padahal di Indonesia ada beberapa bengkel custom yang handal membuat mobil custom untuk menirukan produk-produk rare item, atau yang sudah tidak diproduksi lagi.
Mengingat kesulitan merombak surat-surat, dan rasa khawatir pemilik untuk menggunakan di jalan karena legalitasnya dipertanyakan, maka industri tersebut tidak berjalan maksimal.
Oleh sebab itu, Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo sejak tahun lalu sudah mengajukan kepada pemerintah terkait untuk memberikan kemudahan agar mobil modifikasi, atau custom tersebut bisa turun ke jalan.
"Saya mengimbau Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi) untuk segera mendatangi surat keputusan mobil hasil modifikasi ini bisa layik di jalan raya, karena itu yang ditunggu anak muda kita," ujar Bamsoet di JCC Senayan, Jakarta, Jumat 29 September 2023.
Lebih lanjut Ketua MPR RI itu menjelaskan, jika Kemenhub dan stakeholder terkait sudah setuju untuk memudahkan mobil hasil restorasi, modifikasi, atau custom itu bisa turun ke jalan maka bisa menjadi industri yang menjanjikan.
"Kalau itu terjadi maka roda ekonomi kita makin bergerak cepat, setiap rumah bisa bikin mobil, bisa bikin motor yang tidak hanya dikonsumsi di dalam negeri tapi bisa di ekspor," tuturnya.
Bamsoet mencontohkan, seperti bengkel Tuksedo Studio di Bali menjual mobil-mobil ikonik seperti Mercedes-Benz 300 SL Goldwing, dan Porche klasik. Tapi karena tidak bisa dikonsumsi di dalam negeri akhirnya hasil karya mereka hanya bisa dinikmati orang asing.
Kemudian ada Dynaworks yang bisa produksi mobil-mobil modifikasi, seperti halnya di pameran IMX 2023 ini ada Shelby yang merupakan hasil karya anak bangsa. Lebih lanjut Bamsoet menyesali karena tidak bisa digunakan di jalan raya.
"Karena mungkin mesinnya Toyota, bodinya mobil balap Ford, lalu ada Porche mesinnya VW (Volkswagen) buatan Tuksedo di Bali," tutur politikus tersebut.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, mobil-mobil modifikasi belum bisa turun ke jalan, karena izin layik jalannya belum keluar, dari salah satu kementerian.
"Jadi nanti saya akan bicara dengan bapak Menteri Perhuhungan," tutur Menperin.