“Ban itu diciptakan dengan model pattern asymmetric, dan desain sidewall yang unik, moderen, dan lebih segar dengan memiliki noise rendah,” ujar Direktur Marketing & Sales EP Tyres, Dicky Mursalie di ICE BSD, Tangerang.
Dicky menjelaskan, proses penelitian Iota EVT cukup panjang karena dikembangkan secara khusus. Ban tersebut diklaim memiliki hambatan gulir rendah, daya cengkram optimal sehingga dapat menghemat pemakaian baterai.
Karet bundar tersebut disematkan teknologi antene, fungsinya dapat mentransfer elektrostatik yang muncul pada tapak ban, dan meminimalisir kemungkinan munculnya percikan api, atau kebakaran karena listrik statis dari ban.
Selain itu alasan lain ban untuk kendaraan pelahap seterum harus dibuar khusus, dalam keterangan resminya dijelaskan bahwa bobot mobil tanpa emisi itu lebih berat dibandingkan mobil dengan mesin bahan bakar.
Bahkan torsi dari kendaraan listrik lebih besar ketika mulai berjalan, maka Iota EVT dibuat dengan daya cengkram, dan akselerasi yang lebih baik dibandingkan ban untuk mobil konvensional.
Ditawarkan dalam dua ukuran, yaitu 195/50 untuk pelek 16 inci, dan 285/35 untuk pelek 22 inci. Yang menarik meski dibuat untuk mobil listrik, namun ban tersebut bisa digunakan untuk kendaraan konvensional.
Mengingat spesifikasi dari ban tersebut cukup tinggi, maka ada tiga kelebihan yang didapatkan pengguna mobil konvensional. Diantaranya dapat membantu menghemat bahan bakar karena rolling resistance rendah.